Pengertian Ohmmeter

√ Pengertian Ohmmeter: Fungsi, Jenis, Bagian, Cara Menggunakan

Posted on

Bengkeltv.id√ Pengertian Ohmmeter: Fungsi, Jenis, Bagian, Cara Menggunakan. Selamat datang dalam eksplorasi mendalam mengenai Pengertian Ohmmeter, alat dasar dalam dunia pengukuran listrik. Jika kalian pernah penasaran apa itu alat ini, bagaimana cara kerjanya, dan apa fungsinya, kalian berada di tempat yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan mendalami secara rinci tentang Pengertian Ohmmeter, memastikan kalian memahami secara menyeluruh signifikansinya dan aplikasinya.

Pengertian Ohm meter

Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah listrik yang dihasilkan oleh pergeseran elektron dalam suatu konduktor atau penghantar listrik. Ini juga dikenal sebagai pengukuran hambatan listrik yang diukur dalam satuan Ohm.

Pengukuran semacam ini sesuai dengan ‘Hukum Ohm’, yang menyatakan bahwa arus listrik dalam suatu rangkaian selalu berbanding lurus dengan tegangan yang diterapkan. Hukum ini pertama kali dikemukakan oleh fisikawan Jerman bernama Georg Simon Ohm.

Apa Fungsi Ohmmeter

Ohmmeter, juga dikenal sebagai meter resistansi rendah, memiliki peran yang sangat penting dalam peralatan uji untuk mengidentifikasi komponen yang memiliki resistansi melebihi batas yang dapat diterima. Hal ini dapat mencegah berbagai masalah yang tidak diinginkan, seperti kehabisan energi, overheat, kerusakan pada fitur pelindung, kegagalan akibat lonjakan energi, dan masalah grounding yang tidak memadai. Hasil pengukuran dari ohmmeter resistansi rendah dapat membantu mendeteksi perubahan yang disebabkan oleh perubahan suhu, korosi, kelelahan, getaran, dan kondisi lain yang mungkin terjadi di lingkungan kerja.

Ohmmeter memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya dirancang khusus untuk mengukur bahan dengan resistansi rendah, sementara yang lain digunakan untuk mengukur bahan dengan resistansi yang lebih tinggi. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan lebih lanjut tentang fungsi, jenis, dan prinsip kerja ohmmeter yang sering digunakan dalam pemecahan masalah peralatan kerja.

Bagian Bagian Ohmmeter

Alat pengukur ini terdiri dari 5 bagian utama yang memiliki peran penting dalam melakukan pengukuran. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai bagian kunci yang ada dalam alat pengukur ini:

1. Sekrup

Bagian pertama ini memiliki fungsi penting untuk mengatur posisi jarum penunjuk. Sebelum memulai pengukuran, jarum penunjuk seharusnya berada pada posisi nol. Sekrup ini dapat diputar menggunakan obeng pipih kecil untuk mengarahkan jarum penunjuk ke posisi yang tepat.

2. Zero Ohm Adjustment

Bagian ini berupa tombol yang digunakan untuk menyesuaikan posisi jarum meter sehingga tetap berada pada posisi nol. Tombol ini memiliki peran krusial dalam memastikan akurasi pengukuran alat.

3. Saklar

Saklar pemilih ini juga dikenal sebagai Range Selector Switch. Fungsinya adalah untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukuran yang sesuai dengan pengujian yang akan dilakukan.

Baca juga:  Cara Menggunakan Depth Gauge dengan Tepat

4. Lubang kutub negatif dan positif

Lubang ini digunakan untuk memasukkan ujung kabel atau test lead. Kabel berwarna merah biasanya dimasukkan ke lubang kutub positif (+), sedangkan kabel berwarna hitam dimasukkan ke lubang kutub negatif (-).

5. Probe (-) dan (+)

Probe ini adalah kabel atau test lead yang digunakan untuk menghubungkan alat pengukur ke objek yang akan diukur. Terdapat dua jenis kabel yang berbeda, yaitu merah dan hitam. Kedua kabel ini memiliki kutub yang berlawanan, yaitu negatif dan positif, dan digunakan sesuai dengan polaritas yang dibutuhkan dalam pengukuran.

Prinsip Kerja Fungsi Ohmmeter

Dalam Ohmmeter, defleksi jarum dikontrol oleh jumlah arus yang dihasilkan oleh baterai. Sebelum mengukur resistansi dalam rangkaian listrik atau resistor yang tidak diketahui, langkah pertama adalah mengkorsleting lead uji Ohmmeter. Ketika lead uji dikorsletkan, meteran disesuaikan untuk mengoperasikan alat pada rentang yang dipilih, dan jarum kembali ke posisi maksimum pada skala Ohms sementara arus meter mencapai level maksimum.

Setelah menggunakan Ohmmeter, lead pengujian harus dilepaskan. Jika lead uji tetap terhubung ke Ohmmeter, maka baterai meteran akan terkuras. Saat rheostat disesuaikan dengan benar dan lead uji dikorsletkan, jarum meter akan kembali ke posisi nol, mengindikasikan bahwa resistansi nol antara lead uji telah diatur.

Bagaimana Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari?

Karena alat dasar ini diperlukan dalam hampir semua aplikasi, penggunaan ohmmeter sangat luas. Beberapa di antaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Memastikan Kelancaran Aliran Listrik: Ohmmeter digunakan untuk memastikan bahwa aliran listrik dalam suatu sirkuit berjalan dengan baik. Hal ini berguna untuk mendeteksi jika terdapat hambatan yang signifikan dalam aliran arus, baik yang tinggi maupun rendah, yang bisa menyebabkan gangguan atau terputusnya sirkuit.
  2. Penggunaan dalam Laboratorium Listrik: Ohmmeter sering digunakan di laboratorium listrik untuk berbagai tujuan, termasuk pengujian peralatan listrik, pengukuran resistansi komponen, dan eksperimen lainnya. Laboratorium listrik bergantung pada ohmmeter sebagai salah satu alat dasar yang tak tergantikan.
  3. Perbaikan Elektronik dan PCB: Ohmmeter digunakan dalam perbaikan elektronik dan perangkat berbasis papan sirkuit cetak (PCB). Alat ini membantu teknisi untuk mengidentifikasi masalah dalam sirkuit dan komponen elektronik. Dengan mengukur resistansi, mereka dapat menentukan apakah suatu komponen rusak atau tidak.
  4. Penggunaan dalam Sirkuit Terpadu: Ohmmeter juga digunakan dalam sirkuit terpadu kecil untuk tujuan perbaikan di papan sirkuit cetak atau dalam instrumen sensitif lainnya. Ini membantu teknisi dalam menemukan dan memperbaiki masalah yang mungkin terjadi dalam perangkat elektronik yang lebih kompleks.
Baca juga:  √ Pengertian Alat Ukur Waktu beserta Fungsi dan Jenisnya Lengkap

Jenis Jenis Ohmmeter

Ohmmeter hadir dalam dua varian yang berbeda, dan kedua varian ini umumnya digunakan oleh para ahli di bidang elektro. Varian pertama adalah ohmmeter analog, sementara varian kedua adalah ohmmeter digital.

1. Ohmmeter Analog

Ohmmeter jenis analog adalah alat pengukur yang menggunakan model penghitungan manual dan biasanya lebih sederhana untuk dibaca. Alat ini dilengkapi dengan sebuah jarum penunjuk yang akan berhenti pada angka tertentu saat pengukuran dilakukan. Pengguna perlu membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum dengan cermat dan teliti.

Ohmmeter analog sering digunakan dalam perbaikan peralatan seperti komputer dan televisi. Keunggulan alat ini adalah kemudahan penggunaan dan pemahaman yang lebih sederhana, sehingga cocok untuk penggunaan umum dalam memeriksa komponen elektronik.

2. Ohmmeter Digital

Ohmmeter jenis digital memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih tinggi dan lebih rinci. Alat ini mampu menghasilkan nilai resistansi dengan satuan yang lebih terperinci. Selain itu, ohmmeter digital juga menawarkan berbagai pilihan pengukuran yang lebih bervariasi dibandingkan dengan ohmmeter analog.

Namun, salah satu kekurangan utama ohmmeter digital adalah bahwa mereka sulit digunakan untuk pemantauan yang kontinu, terutama saat tegangan dalam sirkuit berfluktuasi atau tidak stabil. Ini membuat ohmmeter digital lebih cocok untuk pengukuran yang akurat dan detail, tetapi mungkin tidak ideal untuk situasi di mana pemantauan real-time diperlukan.

Cara Menggunakan Ohmmeter

Untuk menggunakan alat pengukur ini dengan benar, langkah-langkah berikut perlu diikuti. Pastikan untuk mematikan seluruh daya pada rangkaian yang akan diuji dengan memutuskan semua sambungan listrik yang ada. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan menjaga keselamatan pengguna alat. Berikut adalah langkah-langkah selanjutnya:

  1. Pilih Jenis Alat Ukur: Pilih jenis alat ukur yang paling sesuai dengan kebutuhan kalian, baik itu alat ukur digital atau jenis analog.
  2. Hubungkan Kabel: Masukkan kabel pengujian ke soket meteran. Biasanya, kabel ini sudah diberi tkalian, dengan warna merah menkaliankan kutub positif dan warna hitam menkaliankan kutub negatif.
  3. Setel ke Nol: Pastikan meteran berada pada angka nol. Selalu perhatikan resistensi nol ketika dua ujung probe pertama kali tersambung satu sama lain.
  4. Pilih Rangkaian atau Perangkat: Pilih rangkaian atau perangkat listrik yang ingin kalian uji tingkat resistensinya. Sentuhkan satu probe ke satu ujung rangkaian.
  5. Hubungkan Ujung Lainnya: Tempelkan ujung probe lainnya ke ujung yang berlawanan. Pastikan kalian mencatat hasil pengukuran resistansi.
  6. Periksa Kabel dan Cabang Rangkaian: kalian juga dapat memeriksa resistansi pada kabel atau cabang rangkaian listrik. Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya konsleting listrik atau kerusakan terbuka dalam rangkaian listrik.
  7. Perhatikan Hasil Pengukuran: Jika hasil pengukuran menunjukkan “Ohm tidak terbatas” atau “Infinite Ohm,” ini menkaliankan adanya komponen yang terbakar atau kerusakan pada konduktor sehingga arus listrik tidak dapat mengalir karena tidak ada jalur yang tersedia.
  8. Matikan Alat: Setelah selesai menggunakan ohmmeter, pastikan alat dalam kondisi mati (Off). Hindari meninggalkan alat dalam kondisi hidup (On) untuk mencegah kemungkinan terjadinya konsleting pada probe.
Baca juga:  Macam-Macam Alat Ukur Elektrik : Fungsi dan Kegunaannya

Setiap kali selesai menggunakan alat ini, disarankan untuk melakukan kalibrasi ulang, terutama saat mengubah rentang nilai dari x1 hingga x10. Setiap peralihan pada mode auto range memiliki nilai tahanan yang berbeda. Kalibrasi ulang penting untuk menjaga akurasi pengukuran dan kondisi alat.

Alat ini dilengkapi dengan layar digital yang memiliki jarum jam sebagai indikator skala. Untuk memastikan keakuratannya, disarankan untuk menguji alat ini pada objek yang memiliki nilai resistansi yang sudah kalian ketahui sebelumnya. Langkah-langkah ini dapat membantu memastikan bahwa alat ini berfungsi dengan baik.

Meskipun ohmmeter ini tersedia dengan harga terjangkau, tingkat akurasi yang ditawarkan cukup tinggi. Untuk memastikan kualitasnya, selalu periksa kondisi baterai alat sebelum digunakan, sehingga pengukuran yang dilakukan tetap akurat.

Baca Juga :

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, Pengertian Ohmmeter adalah alat yang sangat penting bagi siapa pun yang bekerja dengan rangkaian listrik dan komponen.

Kemampuannya mengukur hambatan dengan akurat dan efisien krusial untuk perbaikan dan pemeliharaan sistem listrik.

Ingat untuk mengikuti tindakan pencegahan keselamatan, memilih Ohmmeter yang tepat untuk kebutuhan kalian, dan menggunakan alat ini dengan bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan diri dan peralatan kalian.

Sekarang, dengan pemahaman yang komprehensif tentang apa itu Pengertian Ohmmeter dan bagaimana menggunakannya secara efektif, kalian sudah siap untuk menangani proyek-proyek listrik dengan keyakinan dan presisi.

Demikianlah artikel bengkeltv.id yang membahas tentang √ Pengertian Ohmmeter: Fungsi, Jenis, Bagian, Cara Menggunakan. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *