Transistor NPN dan PNP

Pengertian & Perbedaan Antara Transistor NPN dan PNP

Posted on

Bengkeltv.idPengertian & Perbedaan Antara Transistor NPN dan PNP. Transistor merupakan salah satu komponen fundamental dalam dunia elektronik, berfungsi sebagai penguat dan saklar dalam berbagai aplikasi. Sebagai elemen yang sangat esensial, transistor dapat ditemukan dalam hampir semua perangkat elektronik modern, mulai dari radio hingga komputer, dan bahkan dalam sistem kontrol otomatis. Dalam kategori transistor, terdapat dua tipe utama yang paling umum digunakan: transistor NPN dan PNP.

Meskipun keduanya berfungsi untuk mengendalikan aliran arus listrik, transistor NPN dan PNP memiliki karakteristik dan prinsip kerja yang berbeda. Transistor NPN beroperasi dengan menggunakan arus positif untuk mengendalikan aliran arus dari kolektor ke emitor, sedangkan transistor PNP menggunakan arus negatif untuk melakukan fungsi yang sama. Pemahaman mengenai perbedaan ini sangat penting bagi para teknisi dan insinyur elektronik, karena pemilihan jenis transistor yang tepat dapat mempengaruhi kinerja dan efisiensi rangkaian.

Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam mengenai Perbedaan Antara Transistor NPN dan PNP. Kita akan mengupas cara kerja masing-masing jenis transistor, perbedaan mendasar antara keduanya, serta aplikasi praktis yang dapat ditemukan di berbagai industri.

Apa itu Transisitor ?

Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai fungsi, seperti penguat, penyambung, pemutus, stabilisator tegangan, dan modulasi sinyal. Komponen ini biasanya digunakan dalam rangkaian elektronik.

Saat membongkar perangkat elektronik, kita akan menemukan komponen kecil namun krusial yang terpasang dalam rangkaian, yaitu resistor.

Namun, transistor memainkan peran yang berbeda dan sangat penting dalam perangkat elektronik. Bagian dari transistor terbuat dari bahan semikonduktor, seperti galium arsenide, silikon, atau germanium, yang berfungsi sebagai elektroda aktif.

Secara umum, transistor digunakan sebagai penguat (amplifier) dan saklar.

Fungsi transistor

Mari kita eksplorasi bersama-sama berbagai fungsi yang dimiliki oleh transistor.

  • Sebagai Saklar
    Salah satu fungsi utama transistor adalah sebagai saklar elektronik. Transistor mampu mengatur bias dari satu transistor ke transistor lainnya, memungkinkan kontrol aliran arus dalam rangkaian. Dengan demikian, hubungan antara kaki-kaki konektor dapat dijaga dengan efisien dan singkat.
  • Sebagai Penguat Arus
    Transistor juga berfungsi sebagai penguat arus. Untuk dapat meningkatkan arus, transistor harus beroperasi pada tegangan yang konstan. Stabilitas tegangan ini sangat penting agar emitor yang dihasilkan tetap memiliki besaran tegangan yang konsisten.
  • Sebagai Driver Motor DC
    Fungsi lain dari transistor adalah sebagai driver motor DC. Transistor dapat menghidupkan atau mematikan motor DC tergantung pada keadaan (cut-off) transistor. Selain itu, transistor juga berperan sebagai penentu arah putaran motor DC, yang memungkinkan kontrol yang lebih presisi dalam berbagai aplikasi.
Baca juga:  Persamaan dan Datasheet Transistor TIP41C Terlengkap !!

Pengertian Transistor NPN dan PNP

Transistor NPN dan PNP adalah dua jenis transistor bipolar yang umum digunakan dalam perangkat elektronik. Kedua jenis transistor ini berfungsi untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan dari emitor ke kolektor melalui kaki basis.

  • Transistor NPN memanfaatkan arus kecil dan tegangan positif pada kaki basisnya untuk mengontrol aliran arus dari emitor ke kolektor.
  • Transistor PNP, di sisi lain, menggunakan arus kecil dan tegangan negatif pada kaki basisnya untuk mengendalikan aliran arus dari emitor ke kolektor.

Walaupun keduanya memiliki fungsi yang sama sebagai penguat atau saklar (ON/OFF arus listrik), pengaplikasian ketiga kakinya—Basis, Kolektor, dan Emitor—berbeda antara Transistor NPN dan PNP.

Transistor NPN dan PNP sering ditemukan di berbagai perangkat elektronik sehari-hari, seperti radio, televisi, dan komputer.

Transistor BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah jenis transistor yang memerlukan arus input untuk beroperasi. Oleh karena itu, kinerjanya sangat bergantung pada sinyal arus input yang diberikan.

Dalam praktiknya, baik Transistor NPN maupun PNP dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk penguat audio, penguat sinyal, dan saklar. Pemilihan jenis transistor yang tepat sangat berpengaruh terhadap kinerja dan performa perangkat elektronik yang digunakan.

Cara Kerja Transistor NPN dan PNP

Berikut adalah prinsip kerja transistor NPN dan PNP yang harus dipahami

1. Transistor NPN

Transistor jenis NPN berfungsi sebagai saklar atau penguat dalam rangkaian elektronik.

Transistor NPN dan PNP

Sebagai saklar, transistor NPN akan aktif (ON) ketika tegangan pada kaki basis (Lb) melebihi tegangan ambang, yaitu sekitar 0,7 V. Pada saat ini, arus akan mengalir dari kolektor ke emitor (Lc).

Sebaliknya, jika tegangan pada kaki basis diturunkan di bawah ambang batas, transistor NPN akan mati (OFF) dan arus yang mengalir dari kolektor ke emitor akan berhenti secara bertahap.

Prinsip kerja ini memungkinkan transistor NPN berfungsi sebagai saklar atau switch.

Untuk berfungsi sebagai penguat, transistor NPN mengumpulkan arus dari input di kaki kolektor dan kaki basis. Dengan meningkatkan tegangan pada kaki basis, output dari kaki emitor akan diperkuat. Dalam praktiknya, transistor NPN sering digunakan dalam rangkaian penguat sinyal dan daya.

Baca juga:  Memahami Persamaan Transistor TIP 3055 Paling Cocok dan Terlengkap

Dalam aplikasi daya, transistor NPN dapat berfungsi sebagai pengontrol daya untuk motor, lampu, dan perangkat listrik lainnya.

2. Transistor PNP

Transistor PNP beroperasi dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan transistor NPN. Pada transistor PNP, transistor akan aktif atau ‘ON’ bukan saat sinyal input diberikan pada kaki basis, melainkan ketika arus mengalir keluar dari kaki basis menuju ground.

Transistor NPN dan PNP

Ketika transistor PNP aktif, arus akan mengalir dari kaki kolektor ke kaki emitor.

Namun, penggunaan transistor PNP sebagai saklar cenderung lebih sulit, sehingga jenis transistor ini tidak sepopuler transistor NPN. Oleh karena itu, transistor NPN lebih banyak diminati dalam aplikasi yang memerlukan penggunaan saklar.

Perbedaan Transistor NPN dan PNP

Transistor NPN dan PNP

Jika kita perhatikan penjelasan tentang cara kerja kedua transistor bipolar ini, perbedaan antara Transistor NPN dan PNP dapat dirangkum sebagai berikut:

VariabelPNPNPN
Input BasisMuatan Negatif (-)Muatan Positif(+)
Tegangan PositifEmitorKolektor
Output di kolektorArus positifArus negatif
Aliran outputEmitor ke kolektorKolektor ke emitor
SimbolPanah ke dalamPanah ke luar

Cara Menentukan Transistor NPN dan PNP

Kedua transistor ini secara teori memang mudah dibedakan berdasarkan perbedaan muatan pada kaki-kakinya. Namun, bagaimana cara membedakan atau menentukan kedua jenis transistor ini secara fisik, mengingat keduanya memiliki bentuk yang serupa?

Untuk mengetahui jenis transistor yang digunakan, kita dapat memanfaatkan alat Avometer.

Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan jenis transistor NPN dan PNP menggunakan Avometer:

Transistor NPN:

Pertama, atur fungsi Avometer ke mode ohmmeter.

  • Kemudian, tempelkan probe merah Avometer pada kaki emitor transistor dan probe hitam pada kaki basis transistor.
  • Jika jarum pada Avometer bergerak, berarti transistor tersebut adalah jenis NPN. Sebaliknya, jika jarum tidak bergerak, maka transistor tersebut bukan jenis NPN.

Transistor PNP:

Atur fungsi Avometer ke mode ohmmeter.

  • Selanjutnya, hubungkan probe merah Avometer ke kaki basis transistor dan probe hitam Avometer ke kaki emitor transistor.
  • Jika jarum pada Avometer bergerak, maka transistor tersebut adalah jenis PNP. Sebaliknya, jika jarum tidak bergerak, berarti transistor tersebut bukan jenis PNP.
  • Dengan mengikuti langkah-langkah ini, jenis transistor yang digunakan dapat dengan mudah ditentukan menggunakan Avometer.
Baca juga:  Persamaan Transistor BC547 : Terlengkap

Cara Mengetahui Kaki Emitor dan Kolektor

Tentu saja, kamu tidak ingin salah memasang transistor pada rangkaianmu. Oleh karena itu, mengetahui posisi kaki basis saja tidak cukup; kamu juga perlu menentukan letak kaki emitor dan kolektor.

Setelah mengetahui jenis transistor yang digunakan dan posisi kaki basis, langkah selanjutnya adalah menentukan kaki emitor dan kolektor.

Berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Atur multimeter ke mode x10 KΩ.
  • Misalnya, jika transistor yang digunakan adalah jenis NPN, tempatkan probe hitam (-) pada salah satu kaki transistor selain basis, sambil menyentuh kaki tersebut dengan jari tanganmu.
  • Selanjutnya, tempelkan probe merah (+) pada kaki yang lain yang juga bukan basis. Berbeda dengan langkah sebelumnya, jari tanganmu tidak boleh menyentuh kaki transistor ini.
  • Setelah kedua probe terpasang, sentuh kaki basis dengan jari tanganmu. Jika tidak ada perubahan pada indikator multimeter, tukar posisi kedua probe.
  • Tempelkan kembali jari tanganmu ke kaki basis. Jika indikator multimeter menunjukkan perubahan, maka kaki yang dipegang dengan probe hitam adalah kolektor, sedangkan kaki yang ditempel probe merah adalah emitor.
  • Untuk transistor jenis PNP, lakukan langkah-langkah yang sama, tetapi dengan membalik posisi probe merah dan hitam.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu dapat dengan mudah menentukan kaki emitor dan kolektor pada transistor menggunakan multimeter.

Penutup

Dalam dunia elektronika, pemahaman yang mendalam tentang transistor NPN dan PNP sangatlah penting. Keduanya merupakan jenis transistor bipolar yang memiliki peran krusial dalam berbagai aplikasi, mulai dari penguat sinyal hingga saklar dalam rangkaian elektronik.

Transistor NPN, yang mengandalkan arus positif pada kaki basis untuk aktif, sering digunakan dalam banyak perangkat elektronik sehari-hari. Di sisi lain, transistor PNP beroperasi dengan prinsip yang berbeda, yaitu arus mengalir keluar dari kaki basis untuk mengaktifkan transistor. Meskipun cara kerjanya berbeda, kedua jenis transistor ini memiliki fungsi yang saling melengkapi dan dapat diandalkan dalam rangkaian. Demikianlah ulasan dari bengkeltv.id mengenai Transistor NPN dan PNP, semoga informasi yang telah disampaikan dapat membantu kalian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *