Bengkeltv.id – Contoh Rangkaian Relay Sederhana : Mudah Dipahami. Rangkaian relay sederhana merupakan salah satu solusi teknologi yang efektif dalam mengontrol perangkat elektronik. Dengan menggunakan prinsip elektromagnetik, rangkaian ini memungkinkan kita untuk mengontrol perangkat listrik dengan bantuan sinyal atau saklar kecil. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi contoh rangkaian relay sederhana yang dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang cara kerja komponen ini.
Pengertian Relay
Relay ialah sebuah alat pengendali yang bekerja berdasarkan prinsip listrik dan termasuk dalam kelompok komponen Elektromekanikal. Relay terdiri dari dua bagian utama, yaitu Elektromagnet (Coil) dan Bagian Mekanikal (yang terdiri dari Kontak Saklar/Switch).
Cara kerja Relay didasarkan pada penggunaan energi Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar, memungkinkan arus listrik dengan daya rendah (low power) dapat mengalirkan listrik dengan tegangan yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, terdapat Relay yang menggunakan Elektromagnet dengan tegangan 5V dan arus 50 mA yang sudah mampu menggerakkan Bagian Mekanikal Relay (dikenal sebagai Armature Relay, yang berfungsi sebagai saklar) sehingga mengizinkan aliran listrik dengan tegangan 220V dan arus 2A.
Fungsi Relay Secara Umum
Kemudian, relay akan aktif ketika aliran listrik mengalir dalam rangkaian. Secara umum, fungsi utama relay adalah untuk membuka atau menutup jalur arus sesuai dengan keperluan.
Prinsip kerja relay berdasarkan pada prinsip elektromagnetik, di mana saklar dapat dikendalikan sesuai dengan keperluan.
Fungsi relay memungkinkan mengubah aliran listrik dengan tegangan rendah menjadi aliran dengan tegangan yang lebih tinggi.
Fungsi Relay Secara Khusus
Setelah membahas secara umum mengenai fungsi relay, saatnya untuk memahami lebih rinci mengenai fungsi-fungsinya yang spesifik.
Beberapa fungsi khusus dari relay meliputi:
- Relay digunakan untuk menerapkan fungsi logika atau fungsi logika (logic function).
- Relay dapat berperan sebagai pengatur waktu (time delay) pada perangkat elektronik.
- Saat sinyal dengan tegangan rendah hadir, relay berfungsi sebagai pengendali rangkaian dengan tegangan tinggi.
- Fungsi relay pada motor adalah untuk mengurangi risiko tegangan berlebih pada motor dan komponen rangkaian lainnya.
- Relay dapat berperan sebagai saklar dalam rangkaian dengan arus tinggi.
- Tambahan dari itu, relay juga memiliki peran dalam mengurangi potensi terjadinya penurunan tegangan (voltage drop) pada beban.
Contoh Rangkaian Relay Sederhana dan Cara Kerjanya
Dibawah ini adalah Skema Rangkaian Relay yang Sederhana yang memanfaatkan satu transistor sebagai pengendali, dimana jenis transistor yang digunakan bisa NPN atau PNP tergantung pada penyesuaian tegangan bias:
- Ketika basis transistor tidak mendapat tegangan bias, transistor dalam keadaan non-aktif.
- Hambatan antara kolektor dan emitor transistor memiliki nilai yang besar, sehingga transistor berperilaku seperti saklar terbuka.
- Aliran arus dari sumber tegangan Vcc terhenti, tidak bisa mengalir melalui kumparan relay.
- Saat tegangan bias diberikan ke basis transistor, transistor menjadi aktif.
- Hambatan antara kolektor dan emitor transistor mengecil secara signifikan, memungkinkan arus listrik mengalir melalui kumparan relay dan hubungan kolektor-emitor.
- Arus dari sumber tegangan Vcc mengalir melalui kumparan relay dan hubungan kolektor-emitor.
- Ini menciptakan medan magnet di sekitar kumparan, yang menarik tuas saklar.
- Relay akan kembali ke keadaan non-aktif jika tegangan bias di basis transistor diputuskan.
Tegangan bias yang dibutuhkan oleh basis transistor sangat rendah, biasanya sekitar 2V hingga 5V saja. Dengan tegangan bias yang rendah, transistor mampu menggerakkan relay untuk mengalirkan tegangan yang lebih tinggi.
Jenis transistor yang digunakan dalam rangkaian relay dapat disesuaikan dengan kapasitas relay yang digunakan. Skema di atas bisa diaplikasikan untuk mengendalikan lampu ataupun motor listrik.
Contoh Rangkaian Pengunci Memakai Relay
Walaupun tidak umum dikenal, beberapa jenis pengunci, termasuk pengunci pneumatik dan pengunci relay, memungkinkan kita untuk merancang rangkaian yang lebih sederhana.
Berikut ini merupakan salah satu contoh skema penggunaan pengunci dengan relay yang akan mempertahankan rangkaian tetap aktif dengan tegangan sumber 9 volt DC.
Dalam gambar skema di atas, relay RL1 berfungsi sebagai saklar elektronik yang memastikan kedua terminal relay terhubung dalam rangkaian, menjaga keadaan tetap aktif. Relay ini beroperasi pada tegangan sumber 9 volt DC.
Contoh Rangkaian Pengunci Pneumatik
Kami juga menyajikan contoh penggunaan pengunci pneumatik yang menggunakan sistem penguncian untuk menjamin rangkaian tetap dalam kondisi aktif, memastikan bahwa kendali atas rangkaian tetap terjaga.
Rangkaian pengunci pneumatik ini memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi karena digunakan untuk mengunci beban yang lebih besar dan rumit. Sehingga, ini dapat diembangkan menjadi rangkaian yang bermanfaat dalam berbagai bidang.
Penutup
Simpulan artikel dari bengkeltv.id ini menegaskan bahwa penggunaan Rangkaian Relay Sederhana memberikan solusi yang efektif dalam mengendalikan aliran listrik. Dengan prinsip kerja yang didasarkan pada aktivasi elektromagnetik, rangkaian ini mampu menjembatani arus listrik dari tegangan rendah ke tegangan yang lebih tinggi.
Melalui contoh-contoh penggunaan, seperti pengendalian lampu atau motor, kita dapat melihat betapa fleksibelnya aplikasi dari rangkaian ini. Pengunci pneumatik juga menunjukkan kompleksitas yang dapat diterapkan untuk mengatasi beban lebih besar.
Kesederhanaan rangkaian ini semakin membuka potensi penggunaan dalam berbagai konteks, menawarkan solusi praktis dalam pengendalian listrik.