Bengkeltv.id – Memahami Perbedaan Relay dan Kontaktor dalam Sistem Listrik. Dalam dunia sistem listrik, perangkat seperti relay dan kontaktor memiliki peran vital dalam mengendalikan aliran listrik dan menjaga kestabilan sistem. Meskipun keduanya sering digunakan secara bersamaan, namun sebenarnya relay dan kontaktor memiliki perbedaan mendasar dalam fungsi dan aplikasinya.
Relay dan kontaktor merupakan komponen elektrikal yang memainkan peran penting dalam mengendalikan peralatan listrik, tetapi desain dan fungsi keduanya dirancang untuk tujuan yang berbeda. Pada artikel ini, kita akan membahas secara rinci Perbedaan Relay dan Kontaktor, serta bagaimana keduanya berperan dalam menyusun sistem listrik modern.
Pengertian Relay
Sebelum memahami Perbedaan Relay dan Kontaktor, penting untuk memahami konsep relay terlebih dahulu. Relay adalah suatu jenis saklar atau switch yang berfungsi dengan menggunakan daya listrik, dan termasuk dalam kategori komponen elektromekanik.
Relay terdiri dari dua bagian utama, yakni elektromagnet dan bagian mekanikal yang terdiri dari sekumpulan kontak saklar. Prinsip kerja relay melibatkan penggunaan gaya elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar, sehingga arus listrik dengan daya rendah dapat digunakan untuk menghantarkan listrik dengan tegangan yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, jika kita menggunakan relay dengan elektromagnet berdaya 5 volt dan 50 mA, relay tersebut dapat menggerakkan armature relay atau saklarnya untuk menghantarkan listrik dengan tegangan 220 volt dan arus 2A. Dengan demikian, relay sangat bermanfaat dalam rangkaian elektronik yang memerlukan saklar dengan daya listrik rendah untuk mengendalikan sirkuit dengan daya listrik yang lebih besar.
Fungsi Relay
Secara umum, fungsi relay adalah sebagai komponen yang mampu mengubah arus listrik kecil menjadi aliran yang lebih besar dengan memanfaatkan tenaga elektromagnetisme. Penggunaan relay sangat umum dalam kehidupan sehari-hari kita, dan berikut adalah beragam fungsi dari relay:
- Pengendali Arus Listrik Kendaraan:
Relay sering digunakan dalam berbagai jenis kendaraan bermotor untuk mengendalikan arus yang bersifat cukup besar, namun menggunakan arus kecil. Contohnya adalah pada starter mobil dan sepeda motor. - Pengontrol Panel Listrik:
Panel listrik memanfaatkan fungsi relay sebagai pengendali untuk kontaktor dengan kapasitas listrik yang cukup besar. - Perantara Kontaktor PLC (Programmable Logic Controller):
PLC tidak dapat mengendalikan kontaktor secara langsung, sehingga relay digunakan sebagai perantara. Hal ini disebabkan oleh batasan kapasitas yang dapat dilalui oleh PLC. - Perlindungan Kelistrikan Klakson:
Klakson pada kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor, menggunakan relay untuk mencegah kerusakan pada sistem kelistrikan kendaraan. - Pengontrol Motor AC:
Relay berperan dalam mengontrol motor AC, termasuk motor kompresor, kipas, dan pompa pendingin. - Sistem Kontrol Digital:
Relay dapat ditemukan dalam sistem kontrol digital. Sistem ini membutuhkan relay untuk beradaptasi dengan sinyal tingkat rendah, sensitivitas sedang, tindakan cepat, dan switching yang tinggi.
Pengertian Kontaktor
Kontaktor merupakan suatu perangkat listrik yang beroperasi berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Pada bagian dalam kontaktor terdapat sebuah belitan yang akan menciptakan medan magnet pada inti besinya saat arus listrik mengalir. Medan magnet ini berfungsi untuk menarik kontak-kontak pada kontaktor, baik kontak utama maupun kontak bantu.
Kontak bantu yang bersifat Normally Open (NO) akan tertutup, sementara kontak bantu Normally Close (NC) akan terbuka. Struktur kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama yang digunakan dalam rangkaian energi, serta kontak bantu yang berperan dalam rangkaian kontrol.
Kumparan utama pada inti besi kontaktor berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling berinteraksi. Saat kumparan utama dialiri arus, akan terjadi medan magnet pada inti besi, menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang terkoneksi dengan kontak utama dan kontak bantu.
Akibatnya, kontak utama dan kontak bantu akan bergerak dari posisi normal, dimana kontak NO akan tertutup sementara NC akan terbuka. Selama kumparan utama tetap mendapatkan aliran arus, kontak-kontak pada kontaktor akan tetap berada pada posisi operasionalnya.
Namun, perlu diperhatikan bahwa tegangan yang terlalu tinggi pada kumparan kontaktor dapat mengakibatkan penurunan umur atau kerusakan pada kumparan. Sebaliknya, tegangan yang terlalu rendah dapat menyebabkan bunga api pada permukaan kontak-kontak dan merusaknya.
Besar toleransi tegangan untuk kumparan kontaktor umumnya berkisar antara 85 Persen hingga 110 Persen dari tegangan kerjanya.
Fungsi Kontaktor
Berikut adalah beberapa fungsi dari kontaktor:
- Mengendalikan komponen secara otomatis.
- Mengatur pencahayaan dengan menghubungkan dan memutus arus ke komponen pencahayaan.
- Berfungsi sebagai sakelar transfer dan interlock (transfer switch).
- Digunakan untuk menghubungkan dan memutus daya listrik ke motor.
Tabel Perbandingan Relay dan Kontaktor
Sebelum kalian memahami Perbedaan Relay dan Kontaktor, penting untuk mengetahui tabel perbandingan Relay dan Kontaktor yang tertera di bawah ini:
DASAR PERBANDINGAN | RELAY | KONTAKTOR |
---|---|---|
Fungsi | Sakelar tegangan rendah | Sakelar tegangan tinggi |
Ukuran perangkat | Kecil | Relatif besar |
harga | Murah | Mahal |
Konsumsi daya | Kecil | Relatif lebih besar |
Kesesuaian rangkaian | Rangkaian kontrol | Rangkaian utama (sirkuit kontrol dan daya) |
Kapasitas Arus | Tidak lebih dari 10A | Lebih dari 10A |
Tegangan | Hingga 250V | Hingga lebih dari 250V |
Kecepatan Sakelar | Cepat | Relatif Lambat |
Koneksi Multi | Tidak diijinkan | Diijinkan |
Tingkat Keamanan | Kurang | Aman |
Jumlah beban yang dapat dikontrol | 2 – 3 | 4 atau lebih |
Jenis Kontak | NO / NC | Tidak |
Penggantian Kumparan / Coil | Tidak | Memungkinkan |
Penggunaan | Kontrol motor, pompa listrik, dll | Transformer, motor induksi, kapasitor bank, starter magnetis, dll. |
Perbedaan Relay dan Kontaktor
Berikut adalah perbedaan antara Relay dan Kontaktor yang perlu dipahami:
- Perbedaan kunci antara relay dan kontaktor terletak pada tujuan penggunaannya. Relay biasanya digunakan untuk aplikasi switching tegangan rendah, sementara kontaktor digunakan untuk aplikasi switching tegangan tinggi.
- Ukuran keseluruhan relay lebih kecil dibandingkan dengan kontaktor.
- Elektromagnet yang digunakan dalam relay lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan yang digunakan dalam kontaktor, sehingga relay mengkonsumsi daya yang lebih sedikit.
- Harga kontaktor lebih tinggi dibandingkan dengan harga relay.
- Relay cocok untuk digunakan dalam rangkaian kontrol untuk beban satu fase, sedangkan kontaktor terdapat dalam rangkaian utama untuk aplikasi kontrol dan daya, terutama untuk beban tiga fase.
- Beban pada relay dirancang untuk menangani arus sekitar 10 A atau kurang, sementara beban pada kontaktor dapat menangani arus lebih dari 10 A hingga 30, 40, atau 50 A.
- Voltage rating yang ditawarkan oleh relay mencapai 250 V, sementara kontaktor mencapai sekitar 1000 V.
- Relay menawarkan kecepatan switching yang lebih cepat dibandingkan dengan kontaktor untuk aplikasi yang sama.
- Relay dirancang untuk mengontrol 2 atau 3 beban, sedangkan kontaktor umumnya dapat mengontrol 4 beban atau lebih, bahkan hingga 6, 8, atau bahkan 12 beban.
- Kontaktor dikatakan menawarkan keamanan yang lebih baik selama operasi karena komponen keselamatan seperti sistem penekan busur (arc suppression) dan kontak pegas (spring contact) terdapat di dalamnya, yang tidak ada di dalam relay.
- Relay tidak menyediakan koneksi untuk menangani kelebihan beban (overload), sedangkan kontaktor memiliki fitur untuk mengatasi kelebihan beban.
- Dalam relay, tidak ada peluang untuk mengubah koil di dalamnya setiap kali diperlukan, sedangkan sebagian besar kontaktor mendukung penggantian koil jika diperlukan.
- Relay mendukung kontak normally open atau normally closed tergantung pada kondisi, sementara kontaktor umumnya dirancang untuk beroperasi di bawah kontak normally open.
Penutup
Dalam dunia listrik, peran relay dan kontaktor sering kali menjadi poin perdebatan dan kebingungan. Meskipun keduanya memiliki fungsi utama sebagai saklar atau pemutus arus listrik, terdapat perbedaan krusial di antara keduanya.
Relay umumnya digunakan untuk mengendalikan sinyal listrik atau arus yang lemah. Fungsinya lebih bersifat pemantauan dan pengendalian sinyal, seringkali digunakan dalam sistem otomatisasi dan kontrol. Sebaliknya, kontaktor dirancang khusus untuk menangani beban arus yang lebih besar, seperti motor listrik atau peralatan industri yang membutuhkan daya tinggi.
Penting untuk memahami perbedaan mendasar antara relay dan kontaktor agar dapat mengaplikasikan keduanya dengan tepat sesuai kebutuhan sistem. Relay cocok untuk pengendalian sinyal dan logika, sementara kontaktor menjadi pilihan utama dalam menangani beban listrik yang besar.
Dengan memahami perbedaan ini, insinyur listrik dan profesional industri dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam pemilihan dan penggunaan perangkat ini. Dengan demikian, pemahaman mendalam terhadap karakteristik relay dan kontaktor akan memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi dan keKalianlan sistem kelistrikan. Semoga informasi dari bengkeltv.id mengenai Perbedaan Relay dan Kontaktor ini bermanfaat untuk Kalian.