Cara Mengukur Tegangan DC dan AC

Bagaimana Cara Mengukur Tegangan DC dan AC? : Sebuah Panduan Praktis

Posted on

Bengkeltv.id Bagaimana Cara Mengukur Tegangan DC dan AC? : Sebuah Panduan Praktis. Mengukur tegangan listrik, baik itu DC (Direct Current) atau AC (Alternating Current), adalah salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu yang berkecimpung di bidang teknologi listrik.

Tidak hanya bagi para profesional, bahkan bagi para hobiis dan penggemar elektronika pun, pengetahuan ini menjadi sangat vital. Jadi, bagaimana sebenarnya cara mengukur tegangan DC dan AC dengan benar dan akurat? Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkahnya secara mendalam dan sistematis.

Apa itu Tegangan?

Tegangan adalah besaran fisika yang menggambarkan perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam suatu rangkaian listrik atau medan listrik. Tegangan juga dikenal sebagai beda potensial atau voltase. Dalam pengertian yang lebih sederhana, tegangan dapat dianggap sebagai “tekanan” atau “dorongan” dalam aliran listrik. Satuan tegangan dalam sistem internasional adalah volt (V).

Pengertian Arus Listrik AC

Listrik AC, singkatan dari Arus Bolak-Balik, merupakan tipe listrik yang memiliki karakteristik berfluktuasi baik dalam hal besaran maupun arahnya. Pola perubahan ini membentuk sebuah gelombang yang dikenal sebagai gelombang sinus atau sinusoida.

Di Indonesia, PLN (Perusahaan Listrik Negara) bertanggung jawab dalam memelihara dan mengendalikan listrik AC dengan frekuensi sebesar 50Hz dan nilai tegangan sebesar 220 volt untuk satu fase. Kebanyakan rumah tangga di Indonesia yang berlangganan listrik dari PLN menggunakan stKalianr tegangan dan frekuensi tersebut.

Contoh Pemanfaatan Listrik AC

Listrik AC memiliki peranan penting dan beragam dalam kehidupan sehari-hari. Dapat Kalian perhatikan bahwa hampir seluruh perangkat di rumah Kalian yang terkoneksi dengan listrik PLN memanfaatkan listrik AC.

Demi menjaga keselamatan penggunaan listrik AC, PLN biasanya mengKalianlkan MCB (Miniature Circuit Breaker) sebagai instrumen pembatas dan pelindung rangkaian listrik.

Namun, tidak semua perangkat elektronik yang Kalian miliki beroperasi menggunakan listrik AC. Beberapa di antaranya, meskipun terkoneksi dengan listrik PLN, sebenarnya beroperasi menggunakan listrik DC, salah satu contohnya adalah Laptop.

Laptop beroperasi dengan menggunakan listrik DC yang disuplai oleh adaptor yang terdapat dalam paket penjualannya (atau pada charger-nya).

Adaptor ini berfungsi mengubah listrik AC dari PLN menjadi listrik DC yang sesuai dengan kebutuhan operasional laptop Kalian saat mengisi ulang baterai.

Ada banyak perangkat lain yang memanfaatkan listrik AC dalam operasionalnya seperti mesin cuci, sistem penerangan (lampu), pompa air AC, pendingin udara, kompor listrik, dan masih banyak lagi.

Pengertian arus listrik DC

Arus listrik DC, singkatan dari Direct Current, merupakan arus listrik yang mengalir dalam satu arah saja. Pada awalnya, diyakini bahwa arus listrik DC mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.

Namun, melalui penelitian dan pengamatan yang lebih mendalam oleh para ilmuwan, terungkap bahwa dalam arus searah, aliran listrik sejatinya mengalir dari kutub negatif (dimana elektron berada) ke kutub positif.
Pergerakan ini menciptakan “lubang” yang bermuatan positif dan tampak seolah-olah bergerak dari kutub positif ke kutub negatif.

Baca juga:  Cara Membersihkan Oven Listrik dengan Mudah dan Efektif

Contoh pemanfaatan listrik DC

Listrik DC, atau Direct Current, mayoritas digunakan oleh berbagai jenis perangkat elektronik. Meskipun terdapat beberapa beban non-elektronik yang juga menggunakan arus DC seperti motor listrik DC, namun penggunaan arus DC lebih banyak ditemukan pada perangkat elektronik.

Beberapa contoh dari perangkat elektronik yang menggunakan arus listrik DC adalah Lampu LED (Light Emitting Diode), Komputer, Laptop, TV, Radio, dan banyak lagi.
Selain itu, listrik DC juga kerap tersimpan dalam baterai, seperti baterai yang digunakan pada jam dinding, mainan mobil-mobilan, dan sebagainya.

Pada dasarnya, sebagian besar perangkat yang memanfaatkan listrik DC adalah perangkat elektronik.

Alat Pengukuran Tegangan DC dan AC

Sebelum kita melangkah lebih jauh membahas cara mengukur tegangan DC dan AC, penting bagi kita untuk mengenali beberapa alat ukur tegangan yang biasa digunakan.

Berikut adalah beberapa alat yang dapat Kalian gunakan:

  • Multimeter
  • Osiloskop
  • Voltmeter

Cara Mengukur Tegangan DC dan AC

Sebelum melangkah ke ranah praktis dalam bidang elektronika, penting bagi seseorang untuk memahami cara kerja instrumen yang akan digunakan untuk mengukur dan memvalidasi hasil pekerjaannya.

Kebutuhan ini menjadi sangat krusial sebab setiap instrumen memiliki fungsi dan metode kerja yang unik.

Contohnya, multimeter digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan resistansi dalam suatu rangkaian, sementara osiloskop digunakan untuk memvisualisasikan bentuk gelombang sinyal listrik dalam rangkaian tersebut.

Dengan pemahaman yang mendalam mengenai cara kerja instrumen yang digunakan, seseorang dapat bekerja lebih efisien dan efektif, sekaligus menghindari potensi kesalahan yang bisa terjadi akibat kurangnya pemahaman terhadap alat yang digunakan.

Berikut ini adalah langkah-langkah cara mengukur tegangan DC dan AC:

A. Mengukur Tegangan DC

Seperti yang sudah kita ketahui, multimeter dapat digunakan untuk mengukur besar tegangan DC pada accu, baterai, atau sumber daya listrik lainnya. Berikut ini adalah prosedurnya:

  • Pertama, putarlah saklar ke posisi DCV (DC Voltmeter).
  • Kemudian, perkirakan tegangan DC yang akan diukur, misalnya sekitar 10, 50, atau 250 Volt. Pastikan bahwa saklar berada pada angka yang lebih tinggi dari perkiraan tegangan DC yang akan diukur. Sebagai contoh, jika tegangan yang akan diukur adalah 12 Volt, maka posisikan saklar pada angka 50 Volt.
  • Setelah itu, tempelkan ujung merah ke kutub positif (+) dan ujung hitam ke kutub negatif (-) pada objek yang akan diukur.
  • Terakhir, perhatikan arah gerakan jarum sampai jarum berhenti pada angka yang menunjukkan besar tegangan DC yang diukur.
Baca juga:  Mengenal Panel Hubung Bagi (PHB) : Pengertian dan Jenisnya

B. Mengukur Tegangan AC

Multimeter juga berfungsi untuk mengukur besar tegangan AC yang dihasilkan oleh generator atau sumber daya listrik seperti PLN.

Untuk melakukan ini, Kalian perlu memindahkan saklar ke posisi VAC dan memperhatikan batas pengukuran yang tersedia, yaitu ACV 10, ACV 50, ACV 250, ACV 500, dan ACV 1000.

Sebagai contoh, jika Kalian ingin mengukur besar tegangan AC dari PLN, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  • Pertama, perkirakan besar tegangan yang akan diukur, misalnya 220 Volt.
  • Kemudian, putar saklar ke posisi yang lebih tinggi dari 220 Volt, yaitu 250 Volt. Jika yang akan diukur adalah 30 Volt, maka posisikan saklar pada angka 50 Volt.
  • Setelah itu, tancapkan kabel ke stop kontak PLN tanpa memperhatikan polaritas.
  • Terakhir, perhatikan gerakan jarum pada skala hingga berhenti pada angka yang menunjukkan besar tegangan AC yang diukur.

Penutup

Demikianlah panduan dari bengkeltv.id mengenai cara mengukur tegangan DC dan AC. Memahami cara kerja serta penggunaan instrumen ukur seperti multimeter dengan benar dapat memastikan hasil pengukuran yang akurat dan meningkatkan efisiensi pekerjaan Kalian.

Selain itu, pengetahuan ini juga penting untuk menghindari risiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Semoga informasi yang disampaikan dalam artikel ini dapat membantu Kalian dalam melakukan pengukuran tegangan DC dan AC dengan benar dan aman. Selamat mencoba!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *