Bengkeltv.id – Penyebab dan Cara Mengatasi Tegangan Listrik Tidak Stabil. Dalam era modern yang serba otomatis ini, ketergantungan kita terhadap sumber energi, khususnya listrik, menjadi semakin tinggi. Namun, ada satu isu krusial yang sering dihadapi oleh banyak orang, yakni “Tegangan Listrik Tidak Stabil”.
Fenomena ini bukan hanya sekedar hambatan kecil, tetapi dapat menyebabkan berbagai masalah yang merugikan, mulai dari gangguan pada perangkat elektronik hingga potensi bahaya kebakaran.
Pada artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai apa itu tegangan listrik tidak stabil, penyebab-penyebabnya, dampak yang ditimbulkan, dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya. Mari kita awali perjalanan elektrifikasi pengetahuan kita dengan menyoroti pentingnya stabilitas tegangan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Tegangan Listrik
Tegangan listrik, juga dikenal sebagai tegangan elektrik, adalah jumlah energi yang diperlukan untuk memindahkan muatan listrik dari satu titik ke titik lainnya. Satuan yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah Volt (V), yang juga merupakan perbedaan potensial listrik.
Perbedaan potensial ini terjadi karena tegangan listrik sebenarnya adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam suatu rangkaian. Jika suatu benda memiliki jumlah muatan positif yang lebih besar dibandingkan benda lain, maka potensial listrik benda tersebut dapat dikatakan lebih tinggi daripada perbedaan potensial lainnya.
Dalam konteks ini, potensial listrik merujuk pada jumlah muatan yang terdapat dalam suatu benda. Semakin besar energi potensial yang dimiliki oleh suatu benda, semakin banyak elektron yang dilepaskan, dan tegangan listriknya juga akan lebih tinggi.
Semakin tinggi tegangan, semakin kuat pula dorongan yang dilakukan oleh elektron dalam suatu rangkaian listrik.
Penyebab Tegangan Listrik Tidak Stabil
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakstabilan tegangan listrik di rumah. Berikut ini adalah beberapa penjelasan yang dapat Kalian simak untuk mengetahui penyebab-penyebabnya.
1. Berkurangnya kapasitas listrik di jaringan luar rumah
Salah satu penyebab penurunan tegangan PLN adalah fluktuasi beban pada jaringan listrik di luar rumah. Penurunan ini dapat disebabkan oleh faktor lokal maupun masalah yang lebih luas.
Salah satu contoh masalah tersebut terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) saat musim kemarau. Debit air yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik mengalami penurunan. Akibatnya, kapasitas listrik PLTA tidak sebanding dengan beban yang harus ditanggung.
Jika situasi seperti ini terjadi, kapasitas listrik akan menurun secara keseluruhan, sehingga mengakibatkan ketidaknormalan pada jaringan listrik. Untuk menjaga stabilitas, PLN biasanya melakukan pemadaman bergilir.
2. Terjadi kelebihan kapasitas dibandingkan sebelumnya
Selain penurunan kapasitas yang disebabkan oleh kondisi tertentu, ketidakstabilan tegangan listrik juga bisa disebabkan oleh kelebihan kapasitas jaringan. Contohnya, jika suatu wilayah sebelumnya memiliki sedikit pemukiman.
Namun, karena adanya perkembangan tertentu, wilayah tersebut mengalami pertumbuhan pemukiman yang pesat. Akibatnya, konsumsi listrik yang dialirkan ke wilayah tersebut meningkat drastis.
Dengan semakin banyaknya rangkaian listrik, beban yang harus ditanggung oleh gardu distribusi juga menjadi lebih besar. Hal ini mengakibatkan ketidakstabilan dan penurunan tegangan listrik yang tidak disadari oleh masyarakat di setiap rumah.
3. Terdapat kerusakan/korsleting pada jaringan listrik PLN
Adanya korsleting atau kerusakan lainnya pada jalur suplai listrik dapat menyebabkan fluktuasi tegangan listrik. Beberapa penyebab umumnya meliputi tiang listrik yang roboh, pohon yang tumbang dan menimpa kabel listrik, serta banjir yang menggenangi tiang listrik.
Apabila terjadi kejadian seperti ini, langkah yang harus diambil adalah segera memadamkan listrik untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih parah. Contohnya, kerusakan berkelanjutan, ledakan trafo, atau penurunan tegangan listrik yang sangat rendah. Disarankan untuk segera melaporkan kejadian tersebut kepada PLN jika Kalian menemui situasi semacam ini.
Fluktuasi tegangan listrik di rumah terjadi ketika terjadi kerusakan atau korsleting dalam jaringan PLN yang mengakibatkan penurunan voltase.
4. Jarak rumah yang terlalu jauh dari tiang induk PLN
Jarak antara rumah dan gardu atau tiang induk PLN memiliki dampak pada stabilitas tegangan listrik. Semakin jauh jarak rumah dari gardu induk, potensi fluktuasi tegangan naik turun akan semakin tinggi. Hal ini juga mengakibatkan pasokan listrik yang diterima oleh rumah menjadi lebih rendah.
Oleh karena itu, rumah yang berjarak terlalu jauh dari tiang induk PLN seringkali mengalami ketidakstabilan tegangan listrik. Contohnya, rumah yang terletak di pedesaan terpencil.
Apabila tegangan listrik turun dikarenakan jarak rumah yang jauh dari tiang induk PLN dan hal ini terjadi sepanjang tahun, solusi yang dapat digunakan adalah penggunaan trafo step up. Trafo ini berfungsi untuk meningkatkan tegangan, mulai dari 20 hingga 80 volt.
Penggunaan trafo step up harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Pada malam hari, voltase dapat diatur sekitar 200 volt, sementara pada siang hari dapat mencapai sekitar 240 volt.
5. Terdapat gangguan pada instalasi listrik di rumah
Selain faktor eksternal yang telah dijelaskan sebelumnya, fluktuasi tegangan listrik di rumah juga dapat disebabkan oleh faktor internal. Faktor internal ini merujuk pada gangguan yang terjadi di dalam rumah itu sendiri.
Contoh kasus yang sering terjadi adalah gangguan pada instalasi listrik di dalam rumah, seperti kabel MCB yang longgar. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memeriksa kondisi MCB dan semua kabel yang terhubung dengannya.
Jika terdapat kabel yang terbakar, terasa sangat panas, atau terlihat longgar, segera hubungi PLN. Mereka akan mengirimkan teknisi untuk melakukan perbaikan. Jika Kalian menemui kondisi seperti ini, sebaiknya segera melaporkannya sebelum terjadi situasi yang lebih berbahaya.
Disarankan untuk tidak melakukan perbaikan sendiri karena ada risiko yang tinggi terkait kegiatan tersebut. Jika tindakan yang dilakukan salah, dapat menyebabkan korsleting listrik yang berpotensi mengakibatkan kebakaran. Lebih baik serahkan masalah ini kepada ahlinya, yaitu teknisi dari PLN.
Bagaimana Mengetahui Tegangan Listrik Stabil Atau Tidak?
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ketidakstabilan arus listrik dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Selain faktor eksternal seperti gangguan pada jaringan listrik utama dari PLN, gangguan juga bisa berasal dari instalasi listrik di dalam rumah itu sendiri.
Apakah tegangan listrik di rumah Kalian stabil atau mengalami masalah? Untuk mengetahuinya, Kalian dapat menggunakan multitester sebagai alat ukur. Multitester digunakan untuk memeriksa tegangan listrik.
Jika Kalian masih bingung, berikut adalah tips penggunaan multitester:
- Atur selector pada posisi ACV karena kita ingin mengukur tegangan arus bolak-balik (AC).
- Pilih skala yang sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur.
- Misalnya, jika perkiraan tegangan adalah 220 volt, putar saklar selector ke angka yang lebih tinggi, misalnya 250 volt.
- Tempatkan probe (kabel pengukur) sesuai dengan jalurnya, yaitu pada terminal positif dan negatif.
- Setelah itu, baca hasil pengukuran yang ditampilkan.
- Jika hasil pengukuran sesuai dengan perkiraan tegangan, berarti jaringan listrik dalam kondisi stabil. Namun, jika nilai pengukuran berada di bawah perkiraan, maka instalasi listrik tersebut mengalami masalah.
Dengan menggunakan multitester, Kalian dapat melakukan pengecekan tegangan listrik di rumah untuk mengetahui apakah dalam kondisi stabil atau mengalami gangguan.
Cara Mengatasi Tegangan Listrik Tidak Stabil
Ada dua cara untuk mengatasi masalah ketidakstabilan tegangan listrik, yaitu:
1. Gunakan Stabilizer
Salah satu cara pertama untuk mengatasi ketidakstabilan tegangan listrik adalah dengan menggunakan stabilizer tegangan AC (Stavolt). Stavolt bekerja dengan mengumpulkan dan menyeimbangkan tegangan dan arus yang tidak stabil. Kemudian, tegangan dan arus yang sudah stabil akan diberikan ke perangkat elektronik.
Namun, penting untuk diingat bahwa Stavolt hanya dapat menyeimbangkan tegangan listrik dan tidak dapat menyimpan energi listrik. Jika pasokan listrik dari PLN terputus, Stavolt akan mati dan tidak bisa berfungsi seperti sebelumnya.
2. Gunakan Uninterruptible Power Supply (UPS)
Cara yang kedua untuk mengatasi masalah ketidakstabilan tegangan listrik adalah dengan menggunakan Uninterruptible Power Supply (UPS). UPS umumnya digunakan untuk perangkat seperti komputer dan peralatan elektronik lainnya. Keunggulan UPS adalah selain mampu menjaga tegangan listrik tetap stabil, juga dapat menyimpan cadangan energi listrik. UPS yang berkualitas biasanya bekerja dalam rentang tegangan yang tidak stabil.[1]
Kesimpulan
Sebagai simpulan, Tegangan Listrik Tidak Stabil adalah suatu masalah yang sering dihadapi di berbagai daerah. Kondisi ini dapat menimbulkan beragam dampak negatif, seperti kerusakan pada perangkat elektronik, pemborosan energi, dan bahkan potensi risiko keamanan.
Penting untuk memahami sumber dari ketidakstabilan tegangan ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Melalui pemahaman yang mendalam, penggunaan teknologi yang tepat, dan kesadaran akan pentingnya kualitas kelistrikan, kita dapat mengurangi resiko dan dampak yang ditimbulkan oleh tegangan listrik yang tidak stabil.
Mari kita tingkatkan kepedulian dan kolaborasi guna memastikan keKalianlan serta kestabilan sistem kelistrikan demi kenyamanan dan keberlangsungan kehidupan kita sehari-hari. Demikianlah ulasan dari bengkeltv.id mengenai Tegangan Listrik Tidak Stabil, semoga informasi yang telah disampaikan dapat membantu kalian.