Bengkeltv.id – Perbedaan Multimeter Analog dan Digital : Penjelasan Lengkapnya. Dalam dunia elektronika dan teknik listrik, multimeter merupakan alat ukur yang sangat penting dan sering digunakan. Alat ini berfungsi untuk mengukur berbagai parameter listrik seperti tegangan, arus, dan resistansi.
Dalam perkembangannya, multimeter hadir dalam dua bentuk utama: analog dan digital. Meskipun keduanya memiliki fungsi yang sama, perbedaan mendasar antara keduanya cukup signifikan dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Artikel ini akan membahas Perbedaan Multimeter Analog dan Digital, serta membantu Kalian memahami kapan dan mengapa harus menggunakan salah satu dari dua jenis multimeter ini.
Mengenal Multimeter
Secara umum, multimeter didefinisikan sebagai instrumen pengukuran yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan resistansi. Namun, seiring berkembangnya teknologi, multimeter kini memiliki fungsi yang lebih luas, termasuk pengukuran suhu, induktansi, frekuensi, dan banyak parameter lainnya. Multimeter juga dikenal dengan istilah AVO meter, singkatan dari A (ampere), V (volt), dan O (ohm).
Berikut merupakan serangkaian fungsi dari multimeter:
- Pengukuran tegangan DC
- Pengukuran tegangan AC
- Pengukuran arus DC
- Menentukan nilai resistansi sebuah resistor
- Pemeriksaan koneksi atau rangkaian pendek
- Pemeriksaan transistor
- Pemeriksaan kapasitor elektrolit
- Pemeriksaan komponen seperti dioda, LED, dan dioda Zener
- Pemeriksaan induktor
- Pengukuran HFE transistor (untuk tipe tertentu)
- Mengukur suhu (type tertentu)
Pengertian Multimeter Analog
Multimeter analog adalah tipe multimeter yang menggunakan jarum untuk menunjukkan pengukuran kuantitas listrik seperti tegangan, arus, dan resistansi. Pengukuran ini ditampilkan dalam format analog, dimana jarum bergerak di sepanjang skala untuk menunjukkan kuantitas yang sedang diukur.
Multimeter analog terdiri dari sebuah inti berbentuk drum atau silinder yang ditempatkan di antara dua magnet permanen, dan dikelilingi oleh sekelompok kawat yang digulung atau koil. Jarum penunjuk terhubung dengan koil ini. Dasar dari operasional multimeter analog adalah pergerakan jarum yang dipicu oleh gaya yang diterimanya.
Ketika arus listrik mengalir melalui koil, ini menciptakan medan magnet yang mendorong jarum untuk bergerak sepanjang skala, menunjukkan nilai tertentu.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan multimeter analog:
- Pastikan jarum berada pada angka nol ketika kedua ujung probe dihubungkan. Jika jarum tidak berada pada angka nol, atur dengan memutar penala mekanik.
- Pindahkan saklar pemilih ke parameter yang ingin diukur. Misalnya, pilih DC mA untuk mengukur arus DC, AC V untuk mengukur tegangan AC, dan DC V untuk mengukur tegangan DC.
- Jika ingin mengukur resistansi, atur saklar pemilih ke skala ohm dan nullkan terlebih dahulu dengan menghubungkan probe positif dan negatif.
- Jika jarum tidak berada pada angka nol, lakukan penyesuaian dengan memutar ADJ Ohm hingga jarum tepat berada pada angka nol. Kemudian, hubungkan probe merah ke titik positif dan probe hitam ke titik negatif.
- Saat mengukur parameter DC, pastikan untuk tidak membalik polaritas positif dan negatif karena dapat merusak alat ukur.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, pengguna dapat memanfaatkan multimeter analog dengan efektif dan mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.
Multimeter Digital
Multimeter Digital, atau DMM, adalah perangkat yang terintegrasi dengan berbagai komponen seperti Analog to Digital Converter (ADC), Layar Digital (LCD), Komparator, Encoder, dan berbagai kontrol logika.
Keunggulan utama DMM terletak pada fitur-fiturnya yang memungkinkan pengukuran berbagai parameter listrik seperti arus, tegangan, resistansi, kapasitansi, induktansi, impedansi, dan banyak lagi. Fitur yang membedakan DMM dari Multimeter Analog (AMM) adalah kemampuan DMM dalam menguji dan memeriksa berbagai komponen dan perangkat elektronik untuk menentukan kondisi kesehatannya, apakah masih berfungsi baik atau perlu penggantian.
Misalnya, DMM memungkinkan kita untuk memeriksa kapasitor, menguji berbagai jenis transistor dan dioda, melakukan uji kontinuitas, dan bahkan menemukan nilai resistor yang rusak. Selain itu, DMM cenderung lebih akurat dan lebih mudah digunakan daripada AMM. Oleh karena itu, DMM seringkali menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan AMM dasar.
Berikut ini adalah cara menggunakan multimeter digital:
- Atur saklar pemilih ke posisi yang sesuai dengan tipe pengukuran yang ingin dilakukan. Pastikan juga bahwa alat ukur sudah siap digunakan dan baterai masih memiliki daya yang cukup.
- Sambungkan probe merah dan hitam ke komponen yang akan diukur. Biasanya, probe merah digunakan untuk mengukur tegangan dan resistansi, sedangkan probe hitam digunakan sebagai ground atau titik referensi nol.
- Pastikan probe terhubung dengan benar pada titik pengukuran. Kesalahan dalam penyambungan dapat menyebabkan hasil pengukuran yang tidak akurat.
- Bacalah angka yang muncul pada layar multimeter digital. Perhatikan dengan teliti dan ambil nilai yang sesuai dengan satuan pengukuran yang dipilih.
- Setelah selesai mengukur, matikan alat ukur dan lepaskan probe dari komponen yang diukur.
Dengan mematuhi langkah-langkah di atas, pengguna dapat menggunakan multimeter digital dengan cara yang benar dan memperoleh hasil pengukuran yang akurat.
Perbedaan Multimeter Analog dan Digital
Berikut ini adalah Perbedaan Multimeter Analog dan Digital, yang akan kami jelaskan dalam bentuk tabel perbandingan di bawah ini.
Karakteristik | Multimeter Analog | Multimeter Digital |
---|---|---|
Definisi | Multimeter Analog adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah listrik yang terbatas seperti Arus, Tegangan dan Resistansi dll. | Multimeter Digital adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur beberapa jumlah listrik seperti Arus, Tegangan, Tahanan, Kapasitansi, nilai-nilai Diode, Transistor dll. Ini juga dapat digunakan untuk memeriksa berbagai perangkat elektronik seperti kapasitor, transistor dan dioda dll. |
Konstruksi | Multimeter Analog adalah magnet permanen dengan coil yang bergerak Galvanometer. Galvanometer adalah kombinasi dari resistor dan pemangkas yang digunakan untuk mengukur arus. | Digital Multimeter adalah kombinasi dari komponen elektronik yang kompleks seperti tampilan digital seperti LCD, Analog to Digital Converter (ADC), Pembanding, Encoder, komponen Logika dll. |
Prinsip Kerja | Analog Multimeter (AMM atau AVO Meter) terutama mengukur arus menggunakan Galvanometer. | Digital Multimeter (DMM Meter) mengukur tegangan menggunakan Analog to Digital Converter (ADC). |
Fungsi | Untuk Mengukur Arus dalam ampere (A), Tegangan dalam Volt (V) dan Resistansi dalam Ohm (c). | Untuk mengukur jumlah listrik dasar serta menguji berbagai komponen elektronik seperti dioda, transistor dan kapasitor dll. |
Kemampuan Mengukur | Biasanya, AVO meter mengukur kualitas listrik dasar seperti arus, tegangan dan hambatan. | Sebagian besar, Digital multimeter dapat mengukur jumlah listrik dasar dan advance seperti arus, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi dll. Dapat juga digunakan untuk memeriksa dioda dan transistor dll apakah baik atau rusak. |
Pembacaan | Analog Multimeter menunjukkan nilai pada skala nilai tertera terhadap pointer bergerak. | Digital Multimeter menunjukkan pembacaan pada layar digital (LCD) dalam bentuk nilai numerik. |
Kalibrasi | Multimeter Analog harus dikalibrasi secara manual. | Digital Multimeter menyediakan kalibrasi otomatis. |
Akurasi | Multimeter analog kurang akurat karena salah membaca pointer dan kesalahan paralaks (melihat pointer multimeter analog dari sudut lain dan salah mengartikan pengukuran). | Digital Multimeter paling akurat dibandingkan dengan multimeter analog. |
Resolusi | Resolusi dan akurasi yang unggul (± 5% atau lebih). | Resolusi dan akurasi inferior (± 3% in common). |
Range | Dalam Multimeter Analog, kisaran harus ditetapkan secara manual untuk jumlah pengukuran yang berbeda dengan memutar kenop. | Multimeter Digital modern memiliki fitur rentang otomatis. |
Ω Range | Sebagai faktor pengali, Ohm berkisar hingga R x 10.000 ohm. | Setiap rentang adalah maksimum yang hingga 20MΩ (mega Ohm). |
Frequency Range | Rentang pengukuran frekuensi untuk Multimeter Analog hingga 2 kHZ. | Rentang frekuensi tertinggi dapat diukur dengan Digital Multimeter dibandingkan dengan Multimeter analog. |
Resistansi Input | Resistansi input tidak konstan dalam multimeter analog. yaitu dengan merubah range | Resistansi input multimeter digital konstan untuk semua rentang yang akan diukur. (10-22MΩ). |
Sinyal Input | Multimeter Analog hanya menerima satu sinyal input per operasi. | Multimeter Digital memiliki kemampuan untuk menerima beberapa sinyal input dan pengguna dapat memilih yang diinginkan dengan tampilan yang dapat disesuaikan. |
Zero Ω Adjustment | Penyesuaian zero Ohm berubah dengan setiap rentang dalam Analog Multimeter. | Tidak diperlukan penyesuaian zero ohm dalam multimeter digital. |
Reverse Polarity | Pointer Multimeter Analog mencoba membelok ke kiri jika polaritas terbalik. | Digital Multimeter menunjukkan kuantitas negatif (-) ketika polaritasnya terbalik. |
Power Supply | Tidak diperlukan dalam hal pengukuran arus dan tegangan. Catu daya hanya diperlukan jika pengukuran resistansi. | Power supply diperlukan untuk menggunakan Digital Multimeter untuk pengukuran. |
Size | Secara relatif lebih besar. | Kecil sebagai alat praktis. |
Cost / Biaya | AVO meter lebih murah karena fitur pengukuran kuantitas terbatas. | DMM mahal dibandingkan dengan AMM karena mereka memiliki lebih banyak parameter yang dapat diukur dan fitur. |
Aplikasi | Multimeter Analog digunakan untuk mengukur: Arus, Tegangan, Resistensi dll | Digital Multimeter digunakan untuk menguji dan mengukur: Arus, Tegangan, Resistansi, Induktansi, Impedansi, Kapasitansi, Pengujian Dioda, Pengujian Transistor, Pengujian, Kapasitor dan bahkan lebih banyak fitur lainnya. |
Kesimpulan
Memahami Perbedaan Multimeter Analog dan Digital sangat penting dalam bidang elektronika dan teknik listrik. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pemilihan antara keduanya sangat bergantung pada kebutuhan dan preferensi pengguna.
Meski multimeter digital menawarkan akurasi dan kemudahan penggunaan, multimeter analog masih memiliki tempatnya sendiri, terutama dalam aplikasi tertentu di mana respons visual yang cepat dan dinamis sangat diperlukan.
Secara keseluruhan, memilih antara multimeter analog dan digital bukanlah tentang mana yang lebih baik, melainkan tentang mana yang paling sesuai untuk tugas pengukuran yang dihadapi. Dengan pemahaman yang baik tentang perbedaan antara keduanya, Kalian dapat membuat keputusan yang tepat untuk kebutuhan pengukuran Kalian.
Demikianlah ulasan dari bengkeltv.id mengenai Perbedaan Multimeter Analog dan Digital, semoga informasi yang telah disampaikan dapat membantu kalian.