Bengkeltv.id – Pengertian Hukum Kirchhoff : Pembahasan Lengkap. Dalam dunia fisika dan teknik elektro, hukum Kirchhoff memegang peranan penting dalam analisis rangkaian listrik. Konsep ini diperkenalkan oleh Gustav Kirchhoff pada abad ke-19 dan segera menjadi salah satu pilar dasar dalam studi kelistrikan. Hukum Kirchhoff terdiri dari dua prinsip utama, yaitu Hukum Arus Kirchhoff (KCL) dan Hukum Tegangan Kirchhoff (KVL), yang masing-masing menjelaskan perilaku arus dan tegangan dalam suatu rangkaian listrik.
Hukum Arus Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah aliran arus yang masuk ke suatu titik dalam rangkaian listrik harus sama dengan jumlah aliran arus yang keluar dari titik tersebut. Prinsip ini menegaskan bahwa tidak ada arus yang hilang dalam sistem tertutup, dan oleh karena itu, sangat penting untuk menganalisis titik sambungan dalam rangkaian.
Sementara itu, Hukum Tegangan Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah total tegangan dalam suatu rangkaian tertutup sama dengan jumlah total penurunan tegangan di dalam rangkaian tersebut. Hukum ini membantu kita memahami bagaimana tegangan dibagi dan dialokasikan di antara berbagai komponen dalam rangkaian, seperti resistor, kapasitor, dan induktor.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai pengertian hukum Kirchhoff, prinsip-prinsip dasarnya, serta aplikasinya dalam dunia nyata. Dengan memahami konsep ini, kita tidak hanya dapat melakukan analisis yang lebih baik terhadap rangkaian listrik, tetapi juga meningkatkan pemahaman kita terhadap fenomena listrik yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff adalah salah satu prinsip dasar dalam ilmu elektronika yang digunakan untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian listrik.
Dalam praktiknya, banyak rangkaian listrik sederhana yang tidak bisa dianalisis hanya dengan menggantikan resistor-resistor dalam konfigurasi seri atau paralel untuk menyederhanakan rangkaian yang memiliki banyak resistor.
Sebagai contoh, tegangan yang jatuh pada resistor R1 dan R2 tentunya berbeda akibat adanya sumber tegangan E2. Ini menunjukkan bahwa kedua resistor tersebut tidak dapat dianggap sebagai rangkaian seri maupun paralel.
Karena arus yang mengalir pada kedua resistor tersebut tidak sama, terdapat dua hukum yang berlaku dalam rangkaian dengan arus tetap atau konstan, yaitu Hukum Kirchhoff I dan Hukum Kirchhoff II.
Penemu Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff adalah sebuah prinsip fundamental dalam ilmu elektronika yang ditemukan oleh ilmuwan fisika asal Jerman, Gustav Robert Kirchhoff. Hukum ini tidak hanya berfokus pada sistem kelistrikan, tetapi juga mencakup bidang-bidang lain seperti spektroskopi dan termodinamika, menunjukkan kontribusi luas Kirchhoff dalam berbagai disiplin ilmu.
Gustav Robert Kirchhoff lulus dari Universitas Albertus Konigsberg pada tahun 1845. Selama masa studinya dan setelahnya, ia berfokus pada berbagai penelitian yang menghasilkan beberapa kontribusi signifikan dalam fisika. Di antara penemuan terpentingnya adalah rumusan hukum yang mengatur arus dan tegangan dalam rangkaian listrik, yang dikenal sebagai Hukum Kirchhoff.
Hukum Kirchhoff terdiri dari dua bagian utama: Hukum Kirchhoff I (Hukum Arus) yang menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk ke suatu titik dalam rangkaian sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut, dan Hukum Kirchhoff II (Hukum Tegangan) yang menyatakan bahwa jumlah tegangan dalam satu rangkaian tertutup adalah nol.
Hingga saat ini, hukum Kirchhoff telah menjadi lKaliansan penting dalam rekayasa kelistrikan dan diakui secara luas di seluruh dunia. Banyak insinyur dan teknisi menggunakan hukum ini untuk menganalisis dan merancang rangkaian listrik, baik yang sederhana maupun kompleks. Keberadaan hukum ini memungkinkan para profesional di bidang kelistrikan untuk memahami dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan distribusi arus dan tegangan, sehingga meningkatkan efisiensi dan keamanan sistem kelistrikan yang mereka kembangkan.
Karya Kirchhoff
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kirchhoff telah memberikan kontribusi signifikan melalui tiga karya penting dalam perkembangan ilmu fisika, yaitu:
1. Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff dirumuskan oleh Gustav Robert Kirchhoff ketika ia masih menjadi mahasiswa di Universitas Albertus Konigsberg pada tahun 1845.
2. Caesium dan Rubidium
Caesium adalah unsur kimia dengan simbol ‘Cs’ dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 55. Unsur ini berbentuk logam alkali berwarna putih keemasan dan memiliki tingkat kekerasan yang rendah.
Rubidium, di sisi lain, adalah unsur kimia dengan simbol ‘Rb’ dan nomor atom 37. Seperti caesium, rubidium juga termasuk dalam golongan logam alkali (logam lunak) dan memiliki warna perak keputihan.
3. Hukum Kirchhoff dalam Spektroskopi
Hukum Kirchhoff dalam spektroskopi terkenal dengan tiga pernyataan berikut:
- Jika suatu benda gas atau cair dengan tekanan tinggi dipanaskan, maka akan menghasilkan cahaya dengan spektrum kontinu.
- Jika suatu benda gas dengan tekanan rendah dipanaskan, maka akan memancarkan cahaya dengan spektrum emisi yang terdiri dari garis-garis terang pada panjang gelombang yang spesifik, tergantung pada tingkat energi atom-atom dalam gas tersebut.
- Jika cahaya dengan spektrum kontinu melewati benda gas dingin yang berada pada tekanan rendah, maka akan terjadi penyerapan cahaya, menghasilkan spektrum serapan yang terdiri dari garis-garis gelap pada panjang gelombang tertentu, sesuai dengan tingkat energi atom-atom dalam gas dingin tersebut.
Hukum Kirchhoff I
Hukum Kirchhoff I, yang juga dikenal sebagai hukum arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current Law (KCL), berfokus pada prinsip kekekalan muatan.
Hukum ini sering diterapkan dalam rangkaian kompleks yang memiliki banyak titik percabangan di mana arus terbagi.
Ketika rangkaian berada dalam kondisi stabil atau tunak, tidak ada akumulasi muatan di setiap titik dalam rangkaian.
Oleh karena itu, jumlah muatan yang masuk ke setiap titik harus sama dengan jumlah muatan yang keluar dari titik tersebut.
Rumus Hukum Kirchhoff 1
Rumus Hukum Kirchhoff I menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut (Σ Imasuk = Σ Ikeluar). Dalam notasi matematika, hal ini dapat dituliskan sebagai I1 + I3 + I4 = I2 + I5.
Dalam konteks rangkaian listrik, kuat arus adalah jumlah muatan yang mengalir melalui penghantar listrik dalam periode waktu tertentu, yang berarti bahwa muatan listrik tersebut bersifat konstan.
Dari pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa muatan listrik yang masuk dan keluar dari titik percabangan selalu memiliki nilai yang sama. Dengan demikian, rumus Kirchhoff I juga dapat dituliskan sebagai Q1 + Q3 + Q4 = Q2 + Q3.
Secara umum, istilah “node” dalam rangkaian listrik merujuk pada titik koneksi atau persimpangan antara dua atau lebih jalur atau elemen penghantar arus, seperti kabel dan komponen.
Untuk memastikan bahwa arus dapat mengalir masuk atau keluar dari node tersebut, diperlukan adanya jalur rangkaian tertutup. Dalam analisis rangkaian paralel, rumus Kirchhoff I dapat diterapkan untuk menganalisis aliran arus.
Bunyi Hukum Kirchhoff
“Jumlah arus listrik yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam rangkaian listrik akan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan tersebut.”
Gambar di atas menggambarkan hukum Kirchhoff mengenai titik percabangan. Arus I1 yang mengalir ke titik percabangan A akan sama dengan I2 + I3 yang keluar dari titik percabangan tersebut.
Contoh Soal Hukum Kirchhoff 1
Perhatikan rangkaian sederhana di atas.
Diketahui:
- I1 = 5A; I2 = 5A; I3 = 5A.
Ditanya: Berapakah I4 (arus yang mengalir pada AB)?
Jawaban:
Rangkaian sederhana di atas belum memberikan informasi apakah I4 merupakan arus keluar atau arus masuk. Oleh karena itu, kita perlu membuat prediksi awal. Misalnya, kita memprediksi bahwa I4 adalah arus keluar.
Arus yang masuk:
- I2 + I3 = 5A + 5A = 10A
Arus yang keluar:
- I1 + I4 = 5A + I4
Dari pernyataan hukum Kirchhoff bahwa jumlah arus masuk sama dengan jumlah arus keluar, kita dapat menyusun persamaan sebagai berikut:
- 10A = 5A + I4
Mengurangi kedua sisi persamaan dengan 5A, kita dapatkan:
- I4 = 10A – 5A
- I4 = 5A
Dari perhitungan di atas, didapatkan hasil positif untuk arus keluar. Ini sesuai dengan prediksi awal kita bahwa I4 adalah arus keluar. Jadi, I4 memiliki nilai 5A.
Rumus Hukum Kirchhoff II
Rumus hukum Kirchhoff II adalah ∑V + ∑(I⋅R) = 0. Dalam gambaran ini, jika terdapat muatan (Q) pada titik dengan beda potensial (V), maka energi yang dimiliki oleh muatan tersebut adalah QV.
Ketika muatan berpindah (bergerak), muatan akan mendapatkan tambahan energi atau kehilangan sebagian energi saat melalui resistor, baterai, atau elemen rangkaian lainnya.
Ketika muatan berpindah atau bergerak, ia akan memperoleh tambahan energi atau kehilangan sebagian energinya saat melewati resistor, baterai, atau elemen rangkaian lainnya.
Namun, saat muatan kembali ke titik awal, energinya akan kembali menjadi
𝑄
𝑉
QV. Dalam sebuah rangkaian listrik, terdapat lebih dari satu jalur tertutup.
Dalam penerapannya pada rangkaian tertutup, terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Tentukan loop (lingkaran) pada masing-masing rangkaian dengan arah tertentu.
- Jika arah loop sejalan, penurunan tegangan diberi tKalian positif (+), sedangkan jika arahnya berlawanan dengan loop, penurunan tegangan diberi tKalian negatif (-).
- Jika saat mengikuti arah loop, pada sumber tegangan ditemukan kutub positif lebih dulu, maka gaya gerak listrik (GGL) akan memiliki tKalian positif. Sebaliknya, jika kutub negatif yang ditemukan lebih dulu, maka GGL akan memiliki tKalian negatif (-).
- Saat menganalisis rangkaian listrik AC atau DC menggunakan Hukum Kirchhoff II, penting untuk memahami dengan jelas semua istilah dan definisi yang menggambarkan komponen dalam sirkuit, seperti jalur, simpul, jerat, dan loop.
Bunyi Hukum Kirchhoff
“Pada masing-masing rangkaian tertutup, jumlah beda potensial atau tegangan harus sama dengan nol (0)”.
Contoh Soal Hukum Kirchhoff II
Perhatikan gambar rangkaian listrik di bawah ini. Temukan arus yang mengalir pada resistor 40Ω, R3!
Pertama: Rangkaian ini memiliki 3 cabang, 2 simpul (A dan B), dan 2 loop independen. Dengan demikian, kita dapat merumuskan persamaan-persamaan berikut:
- Simpul A: I1 + I2 = I3
- Simpul B: I3 = I1 + I2
Kedua: Dengan menggunakan hukum tegangan Kirchhoff, kita dapat merumuskan persamaan KVL sebagai berikut:
- Loop 1: 10 = R1 I1 + R3 I3 = 10I1 + 40I3
- Loop 2: 20 = R2 I2 + R3 I3 = 20I2 + 40I3
- Loop 3: 10 – 20 = 10I1 – 20I2
Ketiga: Karena I3 adalah jumlah dari I1 + I2, kita dapat memperoleh persamaan-persamaan berikut:
- Persamaan 1: 10 = 10I1 + 40(I1 + I2) = 50I1 + 40I2
- Persamaan 2: 20 = 20I2 + 40(I1 + I2) = 40I1 + 60I2
Keempat: Dari dua persamaan di atas, kita dapat menyelesaikan sistem persamaan simultan berikut:
- Menggantikan nilai I1 ke Persamaan 2, diperoleh I2 = -0,143 Ampere
- Menggantikan nilai I2 ke Persamaan 1, diperoleh I1 = +0,429 Ampere
Kelima: Karena I3 = I1 + I2, maka:
- Arus yang mengalir pada resistor R3 adalah -0,143 + 0,429 = 0,286 Ampere
- Tegangan yang melintasi resistor R3 adalah 0,286 x 40 = 11,44 volt
Penerapan Hukum Kirchhoff
Sama seperti hukum-hukum fisika lainnya, hukum Kirchhoff juga memiliki penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, contoh penerapannya mungkin sulit untuk dilihat secara langsung karena berbentuk rumus, bukan komponen fisik.
Setelah memahami isi hukum Kirchhoff seperti yang dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah beberapa penerapannya:
- Beri label pada setiap cabang dengan arus cabang (I1, I2, I3, dst.).
- Asumsikan semua tegangan dan resistansi diberikan (V1, V2,… R1, R2, dst.).
- Temukan persamaan hukum Kirchhoff I (hukum pertama) untuk setiap simpul dalam rangkaian.
- Tetapkan arus listrik yang mengalir pada setiap cabang (searah jarum jam atau berlawanan arah).
- Temukan persamaan hukum Kirchhoff II (hukum kedua) untuk setiap loop independen dalam rangkaian.
- Dalam penerapan hukum Kirchhoff dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menggunakan persamaan linier simultan yang diperlukan untuk menemukan arus listrik yang tidak diketahui.
Salah satu contoh penerapannya yang jelas terlihat adalah pada rangkaian listrik, baik itu rangkaian seri maupun rangkaian paralel.
Sebagai contoh, ketika rangkaian listrik disusun secara seri, lampu yang dipasang paling dekat dengan sumber listrik akan memiliki kecerahan yang lebih tinggi.
Sementara itu, ketika rangkaian listrik disusun secara paralel, semua lampu yang dipasang akan memiliki kecerahan yang hampir sama, meskipun jaraknya dengan sumber listrik berbeda.
Penutup
Sebagai penutup, pengertian Hukum Kirchhoff memberikan pemahaman yang mendalam mengenai prinsip dasar yang mengatur aliran arus dan tegangan dalam rangkaian listrik. Hukum ini, yang terbagi menjadi Hukum Kirchhoff I dan II, adalah alat yang sangat penting bagi insinyur dan teknisi dalam menganalisis dan merancang berbagai sistem kelistrikan.
Hukum Kirchhoff I menjelaskan tentang kekekalan arus di titik percabangan, sementara Hukum Kirchhoff II menyoroti hubungan antara tegangan dan energi dalam rangkaian tertutup. Dengan memahami konsep-konsep ini, kita dapat lebih baik dalam merancang rangkaian yang efisien dan aman, serta mendiagnosis masalah dalam sistem kelistrikan.
Pentingnya Hukum Kirchhoff tidak hanya terbatas pada aplikasi praktis di lapangan, tetapi juga berperan dalam pengembangan teknologi baru yang bergantung pada prinsip-prinsip dasar kelistrikan. Dengan pengetahuan tentang hukum ini, kita dapat memahami bagaimana berbagai komponen dalam rangkaian bekerja sama untuk menciptakan sistem yang kompleks dan efisien. Oleh karena itu, mempelajari pengertian Hukum Kirchhoff adalah langkah awal yang penting dalam memahami dunia elektronik dan kelistrikan secara keseluruhan. Demikian ulasan dari bengkeltv.id mengenai Pengertian Hukum Kirchhoff. Semoga bermanfaat untuk Kalian.