Pengertian Baterai dan Jenis-Jenisnya

Pengertian Baterai dan Jenis-Jenisnya : Pembahasan Lengkapnya

Posted on

Bengkeltv.idPengertian Baterai dan Jenis-Jenisnya : Pembahasan Lengkapnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap kali berinteraksi dengan perangkat-perangkat yang mengKalianlkan baterai sebagai sumber dayanya. Mulai dari jam tangan, telepon seluler, laptop, hingga kendaraan listrik, semuanya membutuhkan baterai untuk dapat berfungsi dengan baik.

Namun, sejauh mana kita mengenal baterai dan berbagai jenisnya? Artikel ini bertujuan untuk memberikan Pengertian Baterai dan Jenis-Jenisnyayang ada. Mari kita dalami lebih lanjut.

Pengertian Baterai

Baterai merupakan alat yang mampu mengubah energi kimia yang tersimpan di dalamnya menjadi energi listrik, yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai perangkat elektronik.

Perangkat elektronik yang portabel seperti ponsel, laptop, senter, dan remote control umumnya bergantung pada baterai sebagai sumber tenaga listriknya.

Baterai memungkinkan kita untuk memanfaatkan perangkat elektronik tanpa harus secara langsung terhubung ke sumber listrik melalui kabel. Hal ini memudahkan kita untuk membawa dan menggunakan perangkat tersebut di mana saja.

Di tengah-tengah rutinitas kita sehari-hari, ada dua jenis baterai yang biasa kita temui, yaitu baterai sekali pakai yang hanya bisa digunakan satu kali, dan baterai isi ulang yang dapat diisi ulang dan digunakan berulang kali.

Komponen-komponen Baterai

Dalam konteks diskusi tentang Pengertian Baterai dan Jenis-Jenisnya, perlu diketahui bahwa baterai terdiri dari tujuh komponen utama, yaitu:

1. Elektrolit

Elektrolit adalah substansi yang bertugas untuk mentransfer muatan listrik antara katoda dan anoda dalam baterai.

2. Katoda

Katoda adalah komponen baterai tempat terjadinya reaksi reduksi, yang juga berfungsi sebagai elektroda negatif.

3. Anoda

Anoda, sebagai elektroda positif, adalah elemen baterai yang menampung reaksi oksidasi.

4. Separator

Separator berfungsi sebagai pemisah yang mencegah kontak langsung antara katoda dan anoda dalam baterai. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah korosi dan koneksi listrik langsung yang berpotensi merusak baterai.

5. Kotak baterai

Kotak baterai berperan sebagai casing atau wadah yang melindungi komponen-komponen baterai dari kerusakan fisik dan faktor eksternal.

6. Tutup baterai

Tutup baterai berfungsi sebagai penutup yang melindungi bagian atas baterai, sekaligus memberikan akses untuk proses pengisian dan pengeluaran listrik.

7. Terminal baterai

Terminal baterai adalah bagian pada baterai yang digunakan sebagai tempat menghubungkan baterai dengan perangkat lain atau sumber listrik eksternal.

Baca juga:  Cara Mengatasi Error 03 Pada Meteran Listrik : Tips Lengkap

Meski demikian, tiga komponen yang paling fundamental dan penting dalam baterai adalah katoda, anoda, dan elektrolit. Ketiga komponen ini berperan vital dalam proses penghasilan arus listrik ketika baterai digunakan.

Jenis-Jenis Baterai

Untuk memahami Pengertian Baterai dan Jenis-Jenisnya, perlu diingat bahwa setiap baterai mencakup Terminal Positif (Katoda) dan Terminal Negatif (Anoda), serta Elektrolit yang bertindak sebagai penghantar.

Arus listrik yang dihasilkan oleh baterai adalah Arus Searah, juga dikenal sebagai Arus DC (Direct Current).

Secara garis besar, baterai dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu Baterai Primer yang hanya bisa digunakan sekali (baterai sekali pakai) dan Baterai Sekunder yang dapat diisi ulang (baterai isi ulang).

1. Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)

Baterai Primer, atau baterai sekali pakai, merupakan jenis baterai yang sangat umum dan dapat ditemukan hampir di semua toko dan supermarket.

Penggunaan baterai ini sangat luas dan harga yang ditawarkan juga relatif lebih terjangkau. Baterai ini biasanya memiliki tegangan sekitar 1,5 Volt dan tersedia dalam berbagai ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil), C (medium), dan D (besar).

Ada juga baterai primer (sekali pakai) dengan bentuk kotak yang memiliki tegangan 6 Volt atau 9 Volt.

Berbagai jenis baterai yang termasuk dalam kategori baterai primer (sekali pakai/single use) antara lain:

a. Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)

Baterai Zinc-Carbon, atau dikenal juga dengan baterai “Heavy Duty”, merupakan pilihan yang biasa kita temui di berbagai toko dan supermarket.

Baterai ini terdiri dari bahan Zinc yang berfungsi sebagai Terminal Negatif dan sebagai perlindungan luar baterai, sedangkan Terminal Positifnya terbuat dari batang karbon. Baterai Zinc-Carbon biasanya lebih ekonomis dibandingkan jenis baterai lainnya.

b. Baterai Alkaline (Alkali)

Baterai Alkaline memiliki daya tahan yang lebih panjang tetapi harganya lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Zinc-Carbon.

Baterai ini menggunakan Potassium hydroxide sebagai elektrolit, suatu zat alkali, sehingga dinamakan Baterai Alkaline. Saat ini, banyak baterai menggunakan alkali sebagai elektrolit, tetapi menggunakan bahan aktif lain untuk elektroda.

c. Baterai Lithium

Baterai Primer Lithium menawarkan kinerja yang superior dibandingkan dengan jenis baterai primer (sekali pakai) lainnya.

Baterai Lithium dapat bertahan hingga lebih dari 10 tahun dan mampu beroperasi dalam suhu yang sangat rendah. Dengan kelebihan ini, baterai jenis Lithium kerap digunakan untuk aplikasi Memory Backup pada mikrokomputer dan jam tangan.

Baterai Lithium biasanya berbentuk seperti uang logam dan juga dikenal sebagai baterai koin. Beberapa orang juga menyebutnya sebagai Button Cell atau Baterai Kancing.

d. Baterai Silver Oxide

Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang harganya cukup tinggi, hal ini dikarenakan nilai perak yang tinggi.

Baca juga:  Perbedaan MCB PLN dan Toko : Secara Lengkap

Baterai Silver Oxide mampu menghasilkan daya yang besar dengan ukuran yang relatif kecil dan berat yang ringan.

Biasanya, baterai jenis Silver Oxide ini diproduksi dalam bentuk baterai koin atau baterai kancing. Baterai Silver Oxide kerap digunakan dalam jam tangan, kalkulator, serta dalam berbagai aplikasi militer.

2. Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)

Baterai Sekunder, juga dikenal sebagai Baterai Isi Ulang, adalah jenis baterai yang dapat diisi ulang. Mekanisme kerjanya untuk menghasilkan arus listrik sama seperti baterai primer.

Namun, baterai sekunder memiliki kemampuan unik dimana reaksi kimianya dapat terbalik (reversible). Ketika baterai digunakan (proses discharge), elektron bergerak dari terminal negatif ke terminal positif. Namun, ketika charger, sebagai sumber energi eksternal, terhubung, elektron bergerak sebaliknya, mengisi muatan baterai.

Beberapa contoh baterai yang dapat diisi ulang yang biasa kita jumpai adalah baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride), dan Li-Ion (Lithium-Ion).

Berikut ini adalah jenis-jenis Baterai yang masuk dalam kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang):

a. Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)

Baterai Ni-Cd adalah jenis baterai isi ulang yang menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai komponen elektrolitnya. Baterai ini memiliki kelebihan dalam hal operasional di berbagai rentang suhu dan memiliki siklus daya tahan yang panjang. Namun, baterai Ni-Cd memiliki kelemahan dalam hal self discharge sebesar 30% per bulan saat tidak digunakan.

Selain itu, baterai Ni-Cd mengandung 15% bahan beracun, Cadmium, yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan dan penjualan baterai Ni-Cd pada perangkat portabel konsumen telah dilarang oleh Uni Eropa berdasarkan peraturan “Directive 2006/66/EC” yang juga dikenal sebagai “Battery Directive”.

b. Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)

Baterai Ni-MH memiliki performa yang hampir setara dengan Ni-Cd, namun memiliki kapasitas yang 30% lebih tinggi dan tidak mengandung bahan berbahaya seperti Cadmium. Baterai ini dapat diisi ulang hingga ratusan kali, memungkinkan penghematan biaya pembelian baterai. Baterai Ni-MH memiliki tingkat self-discharge sekitar 40% setiap bulan jika tidak digunakan.

Baterai ini banyak digunakan dalam kamera dan radio komunikasi. Meski tidak mengandung Cadmium, baterai Ni-MH tetap memiliki sedikit bahan berbahaya dan perlu didaur ulang (recycle) untuk menghindari pencemaran lingkungan.

c. Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)

Baterai Li-Ion (Lithium-Ion) adalah tipe baterai yang paling sering kita temui pada alat elektronik portabel, misalnya kamera digital, ponsel, kamera video, dan laptop.

Baterai ini memiliki kelebihan berupa daya tahan siklus yang tinggi, bobot yang lebih ringan hingga sekitar 30%, dan kapasitas yang lebih besar hingga sekitar 30% jika dibandingkan dengan baterai Ni-MH. Selain itu, baterai Li-Ion memiliki tingkat self-discharge yang relatif rendah, sekitar 20% per bulan.

Baca juga:  √ Macam-Macam Beban Listrik: Resistif, Induktif, Kapasitif

Salah satu keunggulan lainnya dari baterai Li-Ion adalah sifatnya yang lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan berbahaya seperti Cadmium.

Namun, walaupun tidak mengandung Cadmium, baterai Li-Ion masih memiliki sejumlah kecil bahan berbahaya yang bisa merugikan kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, baterai ini harus didaur ulang dan tidak boleh dibuang sembarangan.

Fungsi dan Kapasitas Baterai

Setelah memahami Pengertian Baterai dan Jenis-Jenisnya, kita akan membahas fungsi baterai sebagai sumber energi listrik yang esensial. Contohnya, dalam kendaraan seperti mobil, aki adalah jenis baterai yang kerap dipakai.

Aki berperan sama, yaitu sebagai penyimpan energi listrik. Energi ini tersimpan dalam bentuk kimia di dalam aki dan kemudian digunakan untuk memberikan tenaga listrik kepada berbagai komponen mobil yang memerlukannya.

Baterai memiliki kapasitas yang bervariasi. Kapasitas baterai menKaliankan jumlah ampere jam yang bisa disimpan. Penghitungannya dilakukan dengan formula Ah = kuat arus (ampere) x waktu.

Kapasitas baterai mengindikasikan jumlah daya yang dapat dikirimkan secara rata-rata sebelum setiap sel baterai mencapai penurunan tegangan sebesar 1,75 V.

Sebagai contoh, bila kita memiliki baterai dengan spesifikasi 12V 75 Ah, ini berarti baterai tersebut dapat menghasilkan arus sebesar 75 Ampere dalam waktu 1 jam.

Dalam konteks ini, daya rata-ratanya adalah 900 watt, yang dihitung dengan cara mengalikan tegangan (12) dengan arus (75), yaitu 12 x 75 = 900.

Secara garis besar, ini berarti energi tersebut bisa menyuplai tenaga sebesar 900 watt untuk alat listrik selama 1 jam.

Penutup

Sebagai penutup, bengkeltv.id berharap bahwa pembahasan mengenai Pengertian Baterai dan Jenis-Jenisnya telah memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada Kalian. Dengan memahami bagaimana baterai bekerja, jenis-jenisnya, dan kapasitasnya, Kalian akan lebih siap untuk membuat keputusan yang tepat ketika memilih baterai untuk berbagai keperluan, baik itu untuk perangkat elektronik sehari-hari, kendaraan, atau aplikasi industri.

Pemahaman ini juga dapat membantu Kalian dalam merawat dan menggunakan baterai dengan lebih efisien dan aman, serta mendukung upaya penghematan energi dan pelestarian lingkungan. Ingatlah selalu bahwa baterai, meski kecil, memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari.

Akhir kata, semoga artikel ini membantu Kalian dalam memahami lebih jauh mengenai Pengertian Baterai dan Jenis-Jenisnya. Terima kasih atas waktu dan perhatian Kalian dalam membaca artikel ini. Selamat belajar dan teruslah mengeksplorasi pengetahuan Kalian!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *