Bengkeltv.id – √ Pengertian Abutment: Fungsi, Jenis, Struktur & Kegunaan. Bagi mereka yang sedang mempelajari tentang bangunan, akan terdapat pemahaman mengenai konsep abutment. Jika seseorang masih merasa bingung tentang arti abutment, mereka dapat merujuk kepada penjelasan berikut. Penjelasan ini akan membahas pengertian abutment untuk memudahkan pemahaman.
Selanjutnya, kita akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan abutment, beberapa jenis abutment, serta peran penting abutment dalam konteks bangunan. Oleh karena itu, tetaplah mengikuti penjelasan berikut ini.
Pengertian Abutment
Abutment adalah komponen sub-struktur yang digunakan sebagai pendukung utama pada berbagai jenis konstruksi, seperti jembatan dan bendungan. Sub-struktur ini biasanya ditanam atau dipasang di dalam tanah dan berfungsi sebagai penopang utama bagi beban struktur dan beban lain yang dikenakan padanya. Contohnya, pada jembatan, abutment berfungsi untuk menopang berbagai beban yang bergerak di atasnya. Sementara itu, pada bendungan, abutment berfungsi untuk menopang tekanan air yang terkandung di dalamnya.
Dalam konteks pembangunan jembatan, sub-struktur ini sering disebut sebagai “kepala jembatan” dan ditempatkan di kedua sisi tebing yang akan dihubungkan oleh jembatan yang sedang dibangun.
Pada pembangunan bendungan, abutment juga ditempatkan pada dua titik yang berbeda di sisi tebing. Di antara kedua titik tersebut, akan dibangun struktur utama bendungan, yaitu tembok bendungan yang berfungsi untuk menampung air.
Bagian penyangga abutment ini juga berperan sebagai penghubung antara sub-struktur utama dengan pondasi, yang juga merupakan bagian dari abutment. Pondasi ini berfungsi sebagai penahan tanah dan mendukung beban utama serta beban yang ditampung oleh abutment.
Abutment menerima beberapa jenis beban, termasuk:
- Beban mati, yang merujuk kepada beban dari elemen-elemen konstruksi yang telah dibangun, seperti jembatan atau tembok bendungan.
- Beban hidup, yang melibatkan elemen-elemen yang bergerak, seperti kendaraan, manusia, tekanan angin, atau air yang tersimpan dalam bendungan.
Fungsi Abutment
Setelah memahami pengertian abutment, mari kita bahas pula mengenai manfaat atau kegunaan dari abutment. Abutment memiliki beberapa fungsi penting dalam sebuah bangunan. Berikut adalah beberapa fungsi dari abutment, antara lain:
1. Sebagai Dinding Penahan
Fungsi pertama yang dimiliki oleh abutment pada jembatan dengan bentangan tunggal adalah berfungsi sebagai dinding penahan. Abutment ini berperan penting dalam menahan pergerakan lateral tanah pada kedua ujung jembatan. Dalam situasi ini, abutment berfungsi sebagai penahan tanah yang dapat mengatasi gaya geser dan tekan pada jembatan, sehingga menjaga kestabilan struktur. Tanpa abutment, jembatan akan rentan terhadap perubahan dan pergerakan tanah di sekitarnya. Oleh karena itu, abutment sangatlah penting dalam mendukung stabilitas jembatan.
2. Menyangga Seluruh Beban
Kegunaan berikutnya dari abutment adalah sebagai penyangga utama yang menopang seluruh beban yang dikenakan pada jembatan, termasuk beban hidup dan beban mati. Beban hidup mencakup berbagai elemen bergerak seperti kendaraan yang melintas di atas jembatan, serta pengaruh angin yang dapat memberikan tekanan lateral. Di sisi lain, beban mati melibatkan berat struktur utama jembatan seperti gelagar dan elemen-elemen tetap lainnya. Abutment bertindak sebagai penopang yang mengarahkan semua beban ini ke pondasi, sehingga mampu menjaga stabilitas dan kinerja keseluruhan jembatan. Tanpa peran abutment sebagai penyangga utama, jembatan tidak akan mampu menahan dan mendistribusikan beban dengan efisien, yang dapat mengakibatkan kerusakan atau kegagalan struktur. Oleh karena itu, fungsi abutment sebagai penopang utama sangat penting untuk menjaga integritas jembatan.
3. Menopang Ujung Pelengkung
Dalam konteks teknik sipil, abutment juga memiliki peran penting, terutama ketika digunakan sebagai penopang pada salah satu ujung pelengkung dalam struktur seperti jembatan lengkung. Abutment ini bertindak sebagai elemen penyangga yang membantu menjaga stabilitas dan integritas pelengkung. Contohnya, pada jembatan lengkung, impos atau dinding penopang yang menjadi bagian dari abutment berperan sebagai penyangga pada ujung pelengkung jembatan. Fungsi ini membantu menjaga bentuk pelengkung dan mencegah pergeseran yang mungkin terjadi akibat beban dan tekanan.
4. Menjaga Keseimbangan
Fungsi lain dari abutment adalah menjaga keseimbangan antara gaya vertikal dan horizontal, terutama pada model jembatan lengkung. Dalam konteks ini, abutment berperan penting dalam mendistribusikan beban vertikal yang dikenakan pada pelengkung ke tanah di bawahnya, serta dalam menahan tekanan horizontal yang mungkin timbul akibat beban angin atau gaya lateral. Fungsi ini sangat krusial untuk mencegah pergeseran atau deformasi yang dapat mengancam stabilitas dan keamanan jembatan lengkung. Oleh karena itu, abutment menjadi elemen yang tidak dapat diabaikan dalam pembangunan jembatan lengkung, memastikan bahwa keseimbangan antara gaya vertikal dan horizontal tetap terjaga dengan baik.
Struktur Abutment Jembatan
Struktur konstruksi abutment telah dilengkapi dengan dinding sayap di kedua sisi kanan dan kiri sehingga mampu menahan tanah secara vertikal dari arah tegak lurus terhadap sumbu jalan.
Baik pada pembangunan jembatan yang telah ada sejak lama maupun pada jembatan-jembatan baru, prinsip dasar dari struktur abutment pada dasarnya tetap sama, yaitu berfungsi sebagai pendukung bangunan atas jembatan. Fokus utama dalam pembangunan struktur abutment adalah memperhatikan kondisi lapangan, seperti kemampuan daya dukung tanah dasar serta potensi perubahan tingkat penurunan (settlement) yang mungkin terjadi.
Struktur abutment dapat dibangun menggunakan berbagai bahan, seperti batu alam atau beton bertulang, dengan konstruksi yang mirip dengan dinding penahan tanah. Namun, dalam perencanaannya, perlu mempertimbangkan semua beban yang akan dikenakan pada struktur tersebut.
Dalam merencanakan struktur abutment, selain memperhitungkan beban-beban yang akan bekerja pada struktur tersebut, perlu juga memperhatikan pengaruh dari kondisi lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor seperti kecepatan angin, aliran air, gempa bumi, serta fenomena alam lainnya harus dipertimbangkan dengan seksama.
Kontraktor yang bertanggung jawab atas pembangunan abutment juga harus cermat dalam memilih bentuk atau jenis abutment yang akan digunakan. Keputusan ini harus dipertimbangkan dengan matang, dengan memperhitungkan kondisi lapangan secara teliti, sehingga struktur abutment dapat berfungsi dengan optimal dan sesuai dengan tuntutan lingkungan dan beban-beban yang akan diberikan padanya.
Bagian-bagian abutment
Abutment terdiri dari beberapa bagian yang sangat penting dalam strukturnya. Setidaknya ada lima elemen utama yang membentuk sub-struktur abutment ini. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai elemen-elemen tersebut, sebagaimana dilansir dari study.com:
- Seat (Dudukan): Elemen ini ditempatkan secara horizontal dan merupakan bagian terpisah dari bagian utama abutment. Dudukan ini berfungsi sebagai penghubung antara struktur utama seperti jembatan atau tembok tanggul air dengan pondasi abutment yang tertanam dalam tanah. Dudukan atau seat ini memiliki peran penting dalam memberikan dukungan untuk mengurangi beban dan tegangan yang diterima oleh struktur utama. Penampakan seat atau dudukan ini biasanya dapat dikenali dengan huruf A dalam gambar.
- Wing Walls (Dinding Sayap): Wing walls berfungsi sebagai dinding penahan yang bertujuan untuk mencegah erosi dan meningkatkan stabilitas. Mereka biasanya terletak di kedua sisi abutment, membentuk dinding penahan yang membantu menjaga struktur dari erosi dan pergerakan tanah. Penampakan wing walls ini biasanya terdapat di sisi paling kanan dalam gambar.
- Backwall (Dinding Belakang): Backwall berfungsi sebagai penahan dari seat atau dudukan, dan ia mencegah erosi pada titik pertemuan antara seat dan pondasi abutment. Dalam gambar, backwall biasanya ditunjukkan dengan huruf B.
- Pile (Dinding Vertikal): Elemen ini memiliki bentuk berupa dinding vertikal yang berfungsi sebagai penahan tanah. Pile ini merupakan bagian penting dalam mencegah pergeseran tanah di sekitar abutment. Dalam gambar, pile biasanya ditunjukkan dengan huruf C.
- Footing (Pondasi): Bagian ini merupakan bagian terbawah dari abutment dan bertindak sebagai pondasi utama. Beban yang diterima dari pile akan ditransfer dan didistribusikan pada elemen ini. Footing biasanya memiliki bentuk horizontal yang lebih lebar dibandingkan dengan struktur utama seperti jembatan. Penampakan footing atau pondasi ini biasanya ditunjukkan dengan huruf D dalam gambar.
Keseluruhan elemen-elemen ini bekerja sama untuk mendukung stabilitas, kekuatan, dan fungsi abutment dalam struktur konstruksi, seperti jembatan, dengan cara yang terencana dan terkoordinasi dengan baik.
Jenis jenis Abutment
Setelah memahami pengertian abutment dan beberapa fungsi utamanya, mari kita eksplorasi berbagai jenis abutment yang ada. Karena abutment memiliki beragam fungsi, maka tidaklah mengherankan bahwa ada berbagai jenis abutment yang digunakan. Jenis-jenis tersebut akan dijabarkan lebih lanjut di bawah ini:
1. Tipe Gravitasi
Jenis pertama dari abutment adalah abutment tipe Gravitasi. Jenis ini ditkaliani oleh kemampuannya untuk menopang seluruh beban yang dikenakan padanya. Abutment tipe Gravitasi bekerja dengan cara memanfaatkan berat sendiri untuk memberikan dukungan yang kuat.
Abutment tipe Gravitasi umumnya lebih cocok digunakan untuk struktur bangunan yang tidak terlalu tinggi dan memiliki bentangan yang tidak terlalu panjang. Selain itu, lokasi pemasangan abutment tipe Gravitasi sebaiknya memiliki tanah keras yang kuat untuk mendukung pondasi abutment tersebut.
Biasanya, abutment tipe Gravitasi terbuat dari material seperti batuan kali atau beton tumbuk. Banyak kontraktor yang memilih untuk menggunakan tipe abutment ini karena pelaksanaannya relatif tidak rumit, terutama karena bentuknya yang sederhana.
Dalam praktiknya, abutment tipe Gravitasi sangat efektif dalam menangani beban dan memberikan stabilitas yang diperlukan dalam berbagai proyek konstruksi.
2. Model T Terbalik
Jenis kedua adalah abutment model T Terbalik. Abutment tipe ini ditkaliani oleh adanya balok kantilever yang tersusun pada sebuah dinding yang memanjang. Balok kantilever tersebut berperan sebagai plat kekurangan yang mendukung dinding.
Abutment model T Terbalik memiliki bentuk yang lebih ramping dan langsing dibandingkan dengan abutment tipe Gravitasi. Beban yang diberikan pada abutment ini berasal dari dua sumber utama: pertama, dari tanah di atas pelat tumit atau tumpuan; kedua, dari beban sendiri yang dikenakan pada abutment.
Abutment tipe ini umumnya digunakan pada struktur atau jembatan yang memiliki ketinggian yang lebih signifikan. Hal ini disebabkan oleh bahan konstruksi yang digunakan, yaitu beton bertulang, yang memberikan daya tahan dan kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan abutment tipe Gravitasi. Dengan demikian, abutment model T Terbalik berperan penting dalam mendukung struktur yang lebih besar dan lebih tinggi dalam dunia konstruksi.
3. Jenis Dengan Menopang
Terakhir, terdapat jenis abutment yang dilengkapi dengan penopang. Bentuk abutment ini hampir identik dengan tipe T Terbalik, tetapi ditkaliani dengan kehadiran penopang seperti yang tersirat dalam namanya. Penopang ini ditempatkan di bagian belakang elemen counterfort abutment.
Penopang berperan penting dalam mengurangi gaya yang bekerja pada dinding yang memanjang serta pada titik tumpuannya. Fungsi abutment jenis ini secara keseluruhan serupa dengan fungsi model T Terbalik, yaitu digunakan terutama pada jembatan yang memiliki ketinggian yang signifikan.
Sama seperti model T Terbalik, bahan konstruksi yang digunakan pada abutment jenis ini adalah beton bertulang. Hal ini menjadikan abutment ini sangat kuat dan kokoh, sehingga cocok untuk digunakan dalam struktur bangunan yang memiliki ketinggian yang lebih besar dan memerlukan dukungan yang ekstra kuat.
Baca Juga :
- Apa Itu Konstruksi Jembatan? Pengertian, Fungsi & Jenisnya
- √ Jenis-Jenis Proyek Konstruksi: Beserta Pengertian dan Penjelasanya
- √ Pengertian Hidrolik: Fungsi, Jenis dan Cara Kerjanya Lengkap
- √ Pengantar Ilmu Ukur Tanah: Pengertian, Sejarah, Tujuan, Jenis, Manfaat
Penutup
Singkatnya, Pengertian Abutment mencakup definisi dan peran beragam abutment dalam konstruksi dan rekayasa. Memahami signifikansinya sangat penting untuk proyek konstruksi yang aman dan tahan lama.
Baik kalian terlibat dalam industri konstruksi atau sekadar penasaran tentang dunia rekayasa, abutment adalah konsep mendasar yang perlu dipahami.
Abutment adalah pahlawan tak dikenal dalam arsitektur, yang dengan diam memberikan dukungan dan stabilitas untuk memastikan keselamatan dan fungsionalitas struktur yang kita kalianlkan setiap hari.
Ketika kalian melintasi jembatan atau mengagumi bangunan yang dibangun dengan baik, kalian akan lebih menghargai peran penting yang dimainkan oleh abutment.
Demikianlah artikel bengkeltv.id yang membahas tentang √ Pengertian Abutment: Fungsi, Jenis, Struktur & Kegunaan. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.