Bengkeltv.id – √ Mengenal Tower Crane, Jenis, Spesifikasi, Bagian dan Cara Kerja. Menara derek (CT) adalah sebuah perangkat berat yang digunakan dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat. Fungsinya adalah sebagai peralatan pemindah material atau material handling equipment.
Pemilihan alat berat ini dalam konstruksi disebabkan oleh kemampuannya yang luas dalam jangkauan serta kemungkinan penyesuaian ketinggian sesuai dengan tinggi bangunan.
Inilah alasan yang membuat tower crane menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari dalam pelaksanaan proyek-proyek besar.
Pengertian Tower Crane
Tower crane merupakan perangkat berat yang digunakan untuk mengangkut dan memindahkan material baik secara vertikal maupun horizontal. Alat ini memiliki bentuk mirip huruf L terbalik dan sering ditemukan di proyek konstruksi, terutama pada pembangunan gedung tinggi.
Ketinggian crane tower dapat mencapai hingga 80 meter, dan ketinggiannya dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Semakin tinggi gedung yang akan dibangun, semakin tinggi pula crane tower yang digunakan.
Daya angkat maksimumnya adalah 18 ton, namun perlu diingat bahwa beban seberat itu tidak boleh ditempatkan di ujung jib. Sebaliknya, semakin berat beban yang akan diangkat, semakin dekat beban harus ditempatkan ke tiang tower agar pengangkatan berjalan dengan aman.
Pembebanan pada tower crane menggunakan prinsip 300 tonne-meter. Artinya, jika beban yang akan diangkat berjarak 30 meter dari tiang, maka berat maksimum yang dapat diangkat adalah 10 ton. Jika beban berjarak 50 meter dari tiang, maka berat maksimum yang dapat diangkat adalah 6 ton.
Fungsi Tower Crane
Tower Crane mampu mengangkat berbagai jenis material, termasuk material konstruksi seperti besi beton dan multiplex yang sering digunakan dalam proyek pembangunan bangunan bertingkat.
Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk proses pengecoran balok, kolam, atau pelat lantai. Dalam proyek-proyek ini, penggunaan crane harus dilakukan dengan hati-hati agar adonan beton atau material lainnya dapat ditempatkan dengan presisi.
Ketika project manager merencanakan jadwal pemindahan material, material-material tersebut sudah dipersiapkan di lokasi yang ditentukan. Selanjutnya, operator bertugas mengoperasikan crane sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
Para operator harus mematuhi instruksi dari project manager, termasuk dalam proses membawa material ke lokasi yang ditentukan (slewing dan travelling), menggeser muatan (trolleying), mengangkat muatan (lifting), dan menjaga agar material yang diangkut tetap berada di atas.
Kapasitas muatan alat ini memiliki batasan berdasarkan beberapa faktor. Jika alat ini digunakan untuk mengangkat muatan melebihi batas maksimumnya, risiko yang mungkin terjadi adalah terjadinya kecelakaan atau kemungkinan terjungkir.
Cara Kerja Tower Crane
Secara lebih rinci, tower crane adalah alat konstruksi yang memiliki beragam mekanisme kerja yang memungkinkan penggunaannya dalam mengangkat atau menurunkan beban dengan presisi. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai cara kerja suatu crane:
1. Mekanisme Pengangkatan
Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban dengan kontrol yang tepat. Pada tahap ini, terdapat motor penggerak yang bertugas untuk menggerakkan kabel baja yang berperan sebagai tali pengait. Kabel ini digunakan untuk mengangkat dan menurunkan barang secara vertikal. Motor penggerak ini memungkinkan operator untuk mengatur tinggi rendahnya muatan dengan presisi.
2. Mekanisme Trolleying
Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan secara horizontal sepanjang lengan crane. Dengan menggunakan mekanisme trolleying, operator dapat dengan mudah menggeser beban dari satu titik ke titik lainnya secara horizontal atau mendatar. Ini sangat penting dalam proyek konstruksi karena memungkinkan penempatan material secara tepat di lokasi yang diinginkan.
3. Mekanisme Rotasi (Slewing)
Mekanisme rotasi digunakan untuk menggerakkan muatan beban dalam radius tertentu sepanjang lengan pengangkatan. Ketika ingin mengoperasikan crane dalam mode rotasi, operator cukup menghidupkan motor penggerak yang bertugas memutar roda gigi. Roda gigi ini memungkinkan crane untuk melakukan rotasi dengan akurat. Dengan mekanisme ini, crane dapat mengarahkan beban ke arah yang diinginkan dengan lancar dan efisien.
Bagian Tower Crane
Dalam penggunaannya, tower crane dapat dibagi menjadi 7 bagian, yaitu:
1. Base station
Tower crane adalah jenis crane yang memerlukan fondasi khusus saat digunakan. Fondasi ini dibangun melalui proses pengecoran dengan menggunakan semen, dengan kedalaman lubang yang telah ditentukan sebelumnya. Bagian dasar, yang juga disebut base station, terdiri dari empat kaki penopang yang kemudian ditanamkan dan dicor.
Ketahanan fondasi ini memiliki peran yang sangat krusial, karena akan memengaruhi kestabilan tower crane. Fondasi yang kuat akan menjamin bahwa crane dapat beroperasi dengan aman dan kokoh.
2. Bagian Tiang (Mast Section)
Setelah fondasi selesai ditanam, langkah selanjutnya adalah memasang bagian tiang tower crane, yang juga dikenal dengan sebutan mast section. Mast section terdiri dari sejumlah komponen yang membentuk struktur vertikal utama dari tower crane.
3. Mekanisme Rotasi (Slewing)
Sejumlah bagian teratas dari tower crane memiliki kemampuan untuk berputar hingga 360 derajat pada porosnya. Ini dimungkinkan oleh adanya mekanisme rotasi, yang terletak di atas mast section. Kendali mekanisme rotasi ini biasanya terdapat pada handle yang ada di dalam kabin kontrol crane. Hal ini memungkinkan operator untuk mengarahkan beban dengan presisi ke berbagai arah tanpa harus memindahkan seluruh crane.
4. Counter Jib
Untuk menjaga keseimbangan dari bagian jib (boom) crane, terdapat counter jib yang berisi imbangan berat yang disebut sebagai counter weight. Counter jib ini berfungsi untuk menciptakan keseimbangan yang diperlukan agar crane dan tie bar (batang pengikat) bisa bergerak secara seimbang. Massa dari counter jib telah melalui proses perhitungan dan perencanaan yang matang untuk memastikan bahwa keseimbangan yang diperlukan dapat tercapai dengan aman. Dengan bantuan counter jib, tower crane dapat mengangkat beban dengan stabil dan mengoperasikan dengan efisiensi yang tinggi.
5. Jib
Jib terdiri dari komponen-komponen seperti motor trolley, hoist, dan crane, dan merupakan elemen penting dalam struktur crane. Jib crane adalah bagian dari crane yang berfungsi sebagai tempat meletakkan motor trolley dan hoist. Ini berupa rel dengan kaitan hoist crane yang digunakan untuk mengangkat beban. Bagian jib dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu saddle dan luffing, dan berikut adalah penjelasannya:
- Saddle Jib (Jib Saddle)
Jib saddle adalah jenis jib yang diinstalasi dengan sudut sekitar 90 derajat pada tiang utama crane. Hal ini berarti jib ini berada dalam posisi horizontal, membentuk sudut kanan dengan tiang utama crane. Jib saddle sering digunakan dalam berbagai aplikasi konstruksi dan industri untuk mengangkat beban secara horizontal dengan presisi. - Luffing Jib (Jib Luffing)
Jib luffing adalah jenis jib yang dirangkai dengan sudut lebih besar dari 90 derajat selama proses instalasinya. Ini berarti jib luffing dapat bergerak secara vertikal lebih bebas daripada jib saddle. Kelebihan jib luffing adalah kemampuannya untuk menyesuaikan ketinggian beban dengan lebih baik. Hal ini memungkinkan penggunaan crane dalam situasi-situasi di mana perubahan tinggi beban sering diperlukan.
6. Tower top
Bagian puncak tower crane, yang juga dikenal sebagai tower top, terdiri dari dua komponen utama, yaitu kabin kontrol dan kepala cad. Di sini adalah tempat di mana operator crane mengambil alih kendali dan mengoperasikan tower crane. Untuk mencapai bagian ini, pekerja harus naik melalui tangga yang terpasang pada struktur crane hingga mencapai kabin kontrol.
Kabin kontrol merupakan pusat kendali utama dari tower crane. Di dalam kabin kontrol terdapat sebuah kursi, sejumlah tombol, dan dua pegangan yang memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:
- Menurunkan dan Mengangkat Hoist: Salah satu dari dua pegangan digunakan untuk mengendalikan pergerakan naik dan turun hoist. Hoist adalah komponen utama yang digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban dengan presisi. Dengan menggunakan pegangan ini, operator dapat mengatur ketinggian beban sesuai kebutuhan proyek.
- Menggeser Motor Trolley Maju atau Mundur: Pegangan yang satunya digunakan untuk menggerakkan motor trolley maju atau mundur. Motor trolley adalah bagian dari crane yang memungkinkan pergerakan horizontal beban. Dengan menggeser motor trolley, operator dapat mengarahkan beban secara horizontal ke titik yang diinginkan.
- Memutar Motor Slewing: Tombol atau pegangan lainnya digunakan untuk menggerakkan motor slewing. Motor slewing memungkinkan crane untuk berputar hingga 360 derajat pada porosnya. Dengan mengendalikan motor slewing, operator dapat mengarahkan beban ke berbagai arah dengan presisi.
Jenis-jenis Tower Crane
Penggunaan tower crane diyakini akan menyederhanakan proses pekerjaan konstruksi. Berikut adalah beberapa jenis tower crane yang sering digunakan:
1. Tower Crane Berbasis Rel (Rail Mounted Tower Crane)
Jenis pertama adalah tower crane berbasis rel, di mana bagian dasar crane ini dipasang pada rel dan dapat bergerak sesuai dengan jalur yang telah dipersiapkan. Cara kerjanya lebih praktis daripada tower crane statis, tetapi perlu diperhatikan bahwa penggunaannya kurang disarankan untuk bangunan yang terlalu tinggi.
2. Tower Crane Terikat (Tied-in Tower Crane)
Tied-in tower crane memiliki ketinggian hingga 200 meter dan sering digunakan pada bangunan yang memiliki ketinggian kurang dari 100 meter. Salah satu ciri khas dari tower ini adalah bagian mast section-nya. Bagian pengait pada tower ini terbuat dari besi baja dan diikatkan ke struktur bangunan itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk mengurangi goncangan akibat tekanan angin pada tower crane, sehingga memastikan operasinya tetap aman dan stabil.
3. Tower Crane Mandiri (Free Standing Tower Crane)
Jenis tower crane mandiri adalah yang paling umum digunakan dalam industri konstruksi. Salah satu keunggulan utama dari tower ini adalah kemampuannya untuk mempercepat proses pemasangan dan pembongkaran. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan tower crane mandiri hanya diperbolehkan hingga ketinggian maksimum 100 meter. Ini adalah pilihan ideal untuk proyek-proyek bangunan yang tidak terlalu tinggi.
Perencanaan pada Tower crane
Ketika kalian terlibat dalam proses pengangkatan beban, terdapat beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Jika tidak dikelola dan dipertimbangkan dengan baik, hal ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Beberapa faktor penting yang perlu kalian ketahui meliputi:
1. Berat dan Potensi Ayunan Beban
Ketika beban diangkat menggunakan derek, ada kemungkinan bahwa beban tersebut akan berayun-ayun saat diangkat ke ketinggian. Perlu diperhatikan sejauh mana potensi ayunan ini, apakah ayunan tersebut dapat menyebabkan beban terjatuh, dan faktor-faktor lain yang terkait.
2. Estimasi Waktu Memindahkan Beban
Untuk mengurangi risiko ayunan berbahaya pada beban, kalian dapat mempertimbangkan kecepatan pengangkatan dan memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengangkat beban ke posisi yang diinginkan. Penting untuk memahami berapa lama proses pengangkatan memerlukan waktu, dan hal ini juga berlaku ketika kalian menurunkan beban. Perhitungan ini harus mencakup kecepatan pergerakan mesin dan mempertimbangkan kondisi tekanan angin yang ada.
3. Tekanan Angin
Saat melakukan pengangkatan beban menggunakan tower crane, kalian akan membawa beban tersebut ke ketinggian. Ini berarti bahwa tekanan angin dapat menjadi faktor yang signifikan. Oleh karena itu, kalian perlu memperhitungkan kekuatan angin yang ada.
Tekanan angin yang tinggi memiliki potensi untuk menyebabkan gangguan dalam operasi crane, dan yang lebih serius lagi, dapat menyebabkan tergelincirnya tower crane atau bahkan jatuhnya beban yang diangkat. Maka dari itu, pemantauan dan pengendalian tekanan angin sangat penting dalam menjaga keselamatan selama proses pengangkatan beban.
Risiko Operasional Tower Crane
Operasi tower crane bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Oleh karena itu, tak mengherankan jika banyak perusahaan seringkali mengumumkan lowongan pekerjaan untuk operator tower crane, guna memastikan penggunaan alat ini dilakukan dengan cermat dan tepat. Dengan demikian, risiko-risiko operasional yang berpotensi fatal dapat diminimalisir.
Ketika berbicara mengenai risiko-risiko tersebut, terdapat tiga risiko utama dalam operasional tower crane, yaitu:
1. Risiko Listrik
Hampir setengah dari semua kecelakaan yang melibatkan tower crane berasal dari kontak listrik yang melibatkan crane tersebut. Situasi kontak listrik dapat terjadi ketika crane hendak memindahkan material di sekitarnya, terutama di daerah yang berdekatan dengan saluran listrik atau garis hoist yang mungkin menyentuh salah satu dari mereka. Bahaya ini tidak hanya berdampak pada keselamatan operator, tetapi juga mengancam karyawan lain yang berada di sekitarnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi operator untuk mempertimbangkan keberadaan saluran listrik yang terkait sebelum mereka memulai operasi crane. Operator juga harus memperhatikan kecepatan kerja mereka ketika beroperasi di area yang berdekatan dengan sumber listrik. Dengan cara ini, risiko cedera atau kerugian bagi semua pihak yang terlibat dalam pengoperasian crane dapat diminimalisir.
2. Overloading
Sebagian besar, yaitu sekitar 80 persen dari kegagalan struktural dalam operasi crane, terjadi akibat overload atau beban melebihi kapasitas yang diizinkan. Ketika beban yang diangkat melebihi batas kapasitasnya, maka crane akan mengalami kerusakan yang tidak dapat dikembalikan ke kondisi semula. Overload tidak hanya terjadi ketika benda yang diangkat melebihi kapasitas yang telah ditentukan, tetapi juga bisa terjadi ketika komponen-komponen crane mengalami kerusakan atau karena kebiasaan menyeret beban yang berat.
Oleh karena itu, sangat penting bagi operator crane untuk memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kapasitas beban yang dapat diangkat oleh setiap jenis crane yang digunakan. Ini memerlukan pelatihan khusus yang mencakup pemahaman kapasitas dan batasan dari crane tersebut. Jika seorang operator tidak memenuhi syarat atau tidak memiliki pelatihan yang cukup, maka sebaiknya mereka tidak diperkenankan untuk mengoperasikan crane, hal ini bertujuan untuk mengurangi potensi bahaya yang dapat timbul.
3. Material Jatuh
Kehadiran operator yang mungkin mengalami gangguan penglihatan, situasi dua-blocking, potensi tergelincir, dan kegagalan mekanis, semuanya dapat menjadi pemicu material jatuh. Dalam kasus yang sangat fatal, kondisi ini dapat menyebabkan cedera serius bahkan mengancam nyawa. Risiko material jatuh ini terjadi dalam hampir 20 persen dari situasi saat crane dioperasikan.
Selain memberikan pelatihan kepada operator dalam pengoperasian crane yang aman, risiko ini dapat diminimalisir dengan menjalankan perawatan rutin pada hoist. Operator harus secara teliti memeriksa seluruh komponen dan bagian crane sebelum operasi dimulai. Apabila ditemukan bagian yang mengalami kerusakan, tindakan perbaikan harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya potensi bahaya serius. Dengan cara ini, risiko terjatuhnya material dapat diminimalisir dan keselamatan dalam operasi crane tetap terjaga.
Baca Juga :
- √ Apa Itu Vibro Roller: Fungsi, Kapasitas, Cara Kerja, Harga
- √ Pengertian Hidrolik: Fungsi, Jenis dan Cara Kerjanya Lengkap
- √ Pengertian Wheel Loader: Jenis, Fungsi, Bagian, Cara Kerja
- Apa itu Dump Truck? Jenis, Fungsi, Ukuran, Kapasitas Muatan
Penutup
Dalam dunia konstruksi, salah satu peran penting dalam menara proyek pencakar langit, jembatan megah, dan gedung pencakar langit adalah yang dimainkan oleh alat berat yang kuat dan tangguh: Tower Crane.
Sebagai tulang punggung kemajuan konstruksi modern, tower crane telah mengubah cara kita membangun dan merancang struktur yang semakin kompleks.
Mengenal tower crane adalah menghargai inovasi dan tekhnologi yang mendasar dalam membangun masa depan yang lebih kokoh dan modern.
Dengan demikian, mari kita terus eksplorasi tentang salah satu alat berat yang paling penting dalam industri konstruksi dan bagaimana peran pentingnya membentuk dunia di sekitar kita.
Demikianlah artikel bengkeltv.id yang membahas tentang √ Mengenal Tower Crane, Jenis, Spesifikasi, Bagian dan Cara Kerja. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.