Bengkeltv.id – √ Apa Itu Pondasi Strauss Pile? Ini Kelebihan, Kekurangan Lengkap. Sudahkah kalian pernah mendengar tentang pondasi strauss pile? Bagi mereka yang berkecimpung dalam industri konstruksi, mungkin sudah tidak asing dengan metode strauss pile ini. Metode ini memungkinkan konstruksi dilakukan tanpa perlu bantuan mesin. Salah satu alasan utama metode ini sering dipilih adalah untuk menjaga kualitas beton agar tetap prima dan tahan terhadap segala ancaman.
Proses pembuatan pondasi strauss pile biasanya dimulai dengan persiapan peralatan seperti pipa, mata bor, stang, dan perlengkapan lainnya. Tahap ini biasanya berlangsung singkat, bahkan hanya beberapa menit, asalkan persiapan peralatan telah dilakukan dengan baik. Setelah itu, proses pengeboran dapat segera dimulai.
Ukuran pengeboran disesuaikan dengan pedoman metode pondasi strauss pile, biasanya berkisar antara 25 hingga 30 cm. Tanah akan dibor menggunakan mata bor yang diputar, dan tekanan akan ditingkatkan hingga mencapai titik maksimum. Kemudian, tanah yang menempel pada mata bor akan segera diangkat dan dibuang.
Penggunaan metode ini tidaklah asing karena memiliki sejumlah keunggulan, terutama dalam menjaga kualitas beton tetap prima. Artikel ini akan memberikan pemahaman lebih lanjut kepada mereka yang masih belum mengenal metode ini. Mari kita simak ulasannya bersama!
Apa Itu Pondasi Strauss Pile?
Pondasi strauss pile adalah jenis pondasi yang dikerjakan secara manual dengan cara menggali tanah menggunakan bor auger hingga mencapai kedalaman tertentu, kemudian menyisipkan tulangan besi sebelum dilakukan pengecoran. Banyak yang memilih metode pondasi ini karena kemudahan dalam proses pembuatannya.
Di Indonesia, khususnya di Jakarta, pondasi strauss pile umumnya digunakan dalam konstruksi bangunan 2-3 lantai. Contoh-contoh bangunan yang menggunakan pondasi strauss pile meliputi rumah tinggal, ruko (rumah toko), dan gedung kantor.
Proses pengerjaan strauss pile dilakukan secara manual, di mana bor digerakkan dengan tenaga manusia. Meskipun metode ini umum digunakan, tanah yang akan di-bor harus memenuhi persyaratan dan kondisi yang mendukung penggunaan pondasi strauss pile ini.
Tanah yang sesuai untuk penggunaan pondasi strauss pile meliputi:
- Kondisi tanah lunak hingga kedalaman sekitar 6 meter.
- Kondisi tanah keras di permukaan tanah atau hingga kedalaman sekitar 2 meter di bawah permukaan tanah.
- Tanah timbunan, yaitu tanah yang diangkut dari lokasi lain ke lokasi pembangunan, kemudian dipadatkan sebelum pondasi dibangun.
Metode Pengerjaan Pondasi Strauss Pile
Biasanya, pengeboran tanah untuk pembuatan pondasi strauss pile dikerjakan oleh dua pekerja per alat bor auger. Jika beban maksimum belum terpenuhi, mungkin diperlukan tiga hingga empat pekerja.
Jika kalian ingin membuat pondasi strauss pile, kalian dapat menyewa jasa kontraktor yang ahli dalam pembuatan pondasi strauss pile. Teknisi akan membuat lubang-lubang dengan diameter 20cm, 25cm, dan 30cm serta kedalaman mencapai 6-10 meter, yang bergantung pada kerasnya lapisan tanah di lokasi yang bersangkutan.
Meskipun metode pembuatan pondasi strauss pile ini tergolong lebih sederhana dibandingkan dengan teknik pembuatan struktur bawah bangunan lainnya, namun ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan pengerjaan pondasi strauss pile. Berikut adalah rincian tahapannya:
1. Tahap Persiapan Kerja
Pada tahap persiapan kerja, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan segala peralatan yang diperlukan untuk proses pembuatan pondasi strauss pile. Beberapa peralatan yang esensial meliputi pipa, mata bor, stang, dan perlengkapan pendukung lainnya. Pastikan semua peralatan ini tersedia dan dalam kondisi baik sebelum memulai proses.
2. Pengeboran (Drilling)
Setelah persiapan, langkah berikutnya adalah pengeboran tanah. Proses pengeboran ini melibatkan tekanan dan pemutaran mata bor pada permukaan tanah. Kemudian, tanah yang menempel pada mata bor diangkat dan dibuang. Proses pengeboran ini perlu dilakukan berulang kali hingga mencapai kedalaman yang diinginkan, biasanya berkisar antara 6 hingga 10 meter. Kedalaman yang akhirnya dipilih dapat bervariasi tergantung pada kondisi tanah, terutama jika tanah menjadi keras.
3. Pembesian (Reinforcing)
Tahap berikutnya adalah pembesian, yang melibatkan pembuatan kerangka tulangan. Biasanya, besi dengan diameter sekitar 8 mm digunakan untuk pembuatan tulangan ini. Besi ini dibentuk menjadi spiral, dengan jarak antar spiral sekitar 15 cm hingga 20 cm. Besi ini juga dapat dipotong menjadi panjang tertentu sesuai kebutuhan. Kerangka tulangan spiral ini dibuat dengan merangkai komponen-komponen besi yang telah disiapkan.
4. Pengecoran (Casting)
Sebelum memulai proses pengecoran, sangat penting untuk memeriksa kondisi lubang bor yang telah dibuat. Jika lubang bor dalam keadaan kering, adonan beton cor dapat langsung dituangkan. Namun, jika lubang bor terisi air, khususnya jika tanah sekitar berawa, langkah selanjutnya adalah menggunakan pipa paralon sebagai pengantar cor. Hal ini akan membantu mengatasi masalah air yang mungkin ada dalam lubang bor sehingga proses pengecoran dapat berjalan dengan baik dan beton cor dapat mengeras dengan optimal.
Perhitungan Pondasi Strauss Pile
Perhitungan yang diperlukan untuk pembuatan pondasi menggunakan metode strauss pile akan bervariasi tergantung pada jenis proyek yang sedang dikerjakan. Selain itu, perhitungan ini juga mempertimbangkan beberapa faktor berikut:
1. Diameter dan Kedalaman Lubang Cor
Ukuran diameter dan kedalaman lubang cor menjadi salah satu aspek kunci dalam perhitungan ini. Diameter dan kedalaman lubang cor akan disesuaikan dengan kebutuhan proyek konstruksi tertentu. Dalam hal ini, perencana proyek akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk beban yang akan ditopang oleh pondasi tersebut.
2. Kondisi Tanah
Kondisi tanah sangat memengaruhi perhitungan pondasi strauss pile. Apakah tanah tersebut lunak atau keras, akan mempengaruhi jumlah tenaga manusia yang diperlukan untuk melakukan pengeboran. Tanah yang kering mungkin memerlukan lebih banyak tenaga, bahkan bisa melibatkan hingga 4 orang pekerja per alat bor manual. Oleh karena itu, perhitungan harus memperhitungkan kemungkinan variasi dalam kondisi tanah.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, perhitungan pondasi strauss pile dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik proyek konstruksi, sehingga pondasi dapat dibangun dengan aman dan efisien.
Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Strauss Pile
Sama seperti dalam banyak teknik konstruksi lainnya, metode strauss pile juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan metode ini sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan proyek konstruksi kalian, yaitu bagian mana yang memerlukan metode ini dan di mana sebaiknya tidak digunakan.
Kelebihan Pondasi Strauss Pile
Apabila dibandingkan dengan metode pondasi lainnya, terdapat sejumlah keunggulan yang membuat metode strauss pile lebih unggul. Berikut adalah beberapa kelebihan dari metode strauss pile:
1. Biaya Pembuatan Lebih Terjangkau
Salah satu keunggulan utama dari metode pondasi strauss pile adalah biaya pembuatannya yang lebih terjangkau. Biaya pondasi strauss pile dihitung berdasarkan kedalaman pengeboran dalam satuan meter, diameter proses pengeboran, dan jumlah titik pondasi. Jika dibandingkan dengan metode pondasi lainnya, pondasi strauss pile umumnya jauh lebih ekonomis. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang menarik untuk proyek konstruksi dengan anggaran terbatas.
2. Kekuatan Pondasi Lebih Kokoh
Meskipun biayanya lebih rendah, pondasi strauss pile tetap menawarkan kualitas yang tak diragukan. Proses pengecoran pada metode ini menghasilkan beton yang padat. Selain itu, pondasi ini berskalianr pada lapisan tanah yang kuat, sehingga mencegah terjadinya retakan yang signifikan. Beberapa ahli konstruksi bahkan memilih menggunakan pondasi strauss pile untuk bangunan hingga 4 lantai, menunjukkan kekokohan dan ketahanannya.
3. Minim Retakan Tanah
Proses pemasangan pondasi strauss pile minimizes risiko retakan tanah dan longsor. Metodenya berfokus pada lapisan bawah tanah yang dalam, sehingga risiko retakan menjadi minimal. Hal ini menjadikan pondasi ini sebagai pilihan aman untuk proyek konstruksi.
4. Metode Lebih Sederhana
Pembuatan pondasi strauss pile ternyata lebih sederhana tanpa melibatkan tahapan yang rumit. Prosesnya dapat diselesaikan dengan tenaga manusia. Meskipun sederhana, pengerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman untuk memastikan kualitas dan ketepatan.
5. Pengerjaan Lebih Singkat
Karena metodenya yang sederhana, pengerjaan pondasi strauss pile memerlukan waktu yang lebih singkat. Seorang tim konstruksi dapat menyelesaikan proyek ini dalam waktu sekitar satu minggu saja, yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode lainnya. Kecepatan ini disebabkan oleh kemampuan alat-alat manual yang dapat disesuaikan dengan volume pekerjaan, sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma dalam proses konstruksi.
Kekurangan Pondasi Strauss Pile
Namun, seperti halnya dalam setiap teknik konstruksi, metode strauss pile juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:
1. Keterbatasan Kedalaman Pengeboran
Penggunaan tenaga manusia dalam metode strauss pile membatasi kedalaman pengeboran yang dapat dicapai, biasanya berkisar antara 6 hingga 10 meter. Meskipun kedalamannya terbatas, pondasi strauss pile tetap menawarkan kekuatan yang kalianl, namun mungkin perlu dipertimbangkan untuk proyek-proyek yang memerlukan pondasi dengan kedalaman lebih besar.
2. Keterbatasan Pilihan Diameter
Metode ini memiliki keterbatasan dalam pemilihan diameter lubang cor. Biasanya, hanya tersedia tiga pilihan ukuran diameter, yaitu 20 cm, 25 cm, dan 30 cm. Ini mungkin membatasi fleksibilitas dalam perancangan pondasi untuk beberapa proyek yang membutuhkan diameter yang spesifik.
3. Risiko Keropos Jika Tidak Sesuai Pengerjaan
Seperti dalam konstruksi lainnya, jika proses pengerjaan tidak dilakukan dengan cermat, pondasi strauss pile bisa menimbulkan risiko keropos, terutama jika kandungan semen dalam beton terlarut oleh air tanah. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa proses pengerjaan dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dan sesuai dengan stkalianr konstruksi yang berlaku.
Harga Pondasi Strauss Pile
Dalam hal biaya, pondasi pilar strauss umumnya tidak membebani anggaran secara signifikan. Biasanya, para pekerja konstruksi menetapkan harga per meter untuk layanan bor pile berdasarkan kedalaman lubang yang dibor, diameter lubang, dan jumlah titik yang dikerjakan.
Seperti yang telah kita ketahui, pondasi strauss pile dibuat dengan cara manual, di mana tanah dibor hingga kedalaman tertentu. Oleh karena itu, parameter utama dalam menghitung biaya pengerjaan pondasi strauss pile per meter adalah kedalaman pengeboran.
Harga yang umumnya diterapkan untuk pondasi strauss pile berkisar antara Rp70.000 hingga Rp80.000 per meter jika pengerjaannya dilakukan secara borongan. Berikut ini adalah pedoman perhitungan harga pondasi pilar strauss:
1. Harga pondasi strauss pile berdasarkan kedalaman lubang cor
Secara umum, dalam proses pengeboran tanah untuk pembuatan pondasi strauss pile, kedalaman yang biasanya dicapai berkisar antara 6 hingga 10 meter. Harga jasa untuk kedalaman 6 meter dan diameter 20 cm biasanya berkisar antara Rp60.000 hingga Rp65.000 per meter. Sementara itu, untuk kedalaman yang sama, namun dengan diameter 40 cm, biayanya dapat mencapai sekitar Rp135.000 per meter.
2. Harga pondasi strauss pile berdasarkan diameter lubang
Faktor penentu lain dalam menentukan harga adalah diameter lubang yang akan diisi dengan cairan beton. Semakin besar diameter yang dikerjakan, semakin tinggi biaya bor manual yang dibutuhkan. Biasanya, diameter yang umum digunakan berkisar antara 25 cm hingga 40 cm, dengan harga sekitar Rp65.000 hingga Rp135.000 per meter.
3. Harga pondasi strauss pile berdasarkan jumlah titik
Contoh, dalam suatu proyek, terdapat 30 titik pondasi strauss pile dengan kedalaman 6 meter dan diameter 30 cm, yang dikenakan tarif sebesar Rp75.000 per meter. Maka, biaya jasa pembuatannya saja akan menjadi (30 titik × 6 meter) x Rp75.000 per meter = Rp13.500.000.
4. Biaya lain
Di samping biaya jasa pembuatan yang dihitung berdasarkan setiap meter kedalaman pengeboran, terdapat juga berbagai biaya tambahan yang perlu diperhitungkan. Ini termasuk biaya transportasi pekerja, proses pembesian, pengecoran, dan berbagai bahan material lain yang akan ditambahkan pada perhitungan total harga pondasi strauss pile.
Baca Juga :
- √ Pengertian Pondasi Menerus: Kelebihan dan Cara Perhitungannya
- Pengertian Pondasi Bored Pile: Fungsi, Jenis, Kelebihan & Kekurangan
- √ Pengertian Pondasi Telapak: Fungsi, Jenis, Kelebihan, Kekurangan
Penutup
Dengan penjelasan ini, kini kalian mungkin telah lebih memahami esensi dari pondasi Strauss Pile. Metode konstruksi ini menawarkan sejumlah keunggulan seperti biaya terjangkau, kekuatan yang kalianl, dan pengerjaan yang efisien.
Namun, seperti halnya dalam setiap proyek konstruksi, perlu memperhatikan berbagai faktor, termasuk harga jasa pembuatan, transportasi pekerja, proses pembesian, pengecoran, dan penggunaan bahan material.
Semoga artikel bengkeltv.id ini telah memberikan wawasan yang bermanfaat untuk kalian yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang apa itu pondasi Strauss Pile.
Pilihan untuk menggunakan metode ini atau tidak sangat tergantung pada kebutuhan dan karakteristik proyek konstruksi kalian.
Jadi, selalu pertimbangkan secara cermat dan konsultasikan dengan para ahli konstruksi yang berpengalaman untuk memastikan kesuksesan proyek kalian.