Pengertian Resistansi

Pengertian Resistansi: Jenis, Rumus, Nilai dan Simbolnya Lengkap

Posted on

Bengkeltv.id – Pengertian Resistansi: Jenis, Rumus, Nilai dan Simbolnya Lengkap. Hai teman-teman, apakah kalian tahu nilai tegangan listrik PLN yang biasanya digunakan di rumah-rumah penduduk? Betul sekali, tegangan listrik yang umumnya digunakan adalah 220 V. Ini adalah nilai yang cukup tinggi jika kita pikirkan, mengingat bahwa tegangan 220 V dapat menghasilkan arus yang sangat kuat.

Namun, perlu diperhatikan bahwa berbagai perangkat elektronik memiliki batasan kuat arus maksimum yang dapat mereka terima. Jika arus yang diberikan melebihi batas ini, perangkat elektronik tersebut bisa mengalami kerusakan bahkan meledak.

Tapi mengapa semua perangkat elektronik bisa tetap berjalan dengan baik? Ini karena setiap perangkat memiliki sesuatu yang disebut resistansi. Apa itu resistansi? Untuk mengetahuinya, mari kita cari tahu lebih lanjut!

Pengertian Resistansi

Resistansi merujuk pada kemampuan suatu bahan untuk menghambat aliran muatan listrik atau arus listrik. Inilah sebabnya mengapa komponen yang memiliki sifat ini disebut sebagai resistor atau hambatan listrik. Ketika resistansi suatu bahan semakin tinggi, maka arus listrik yang mengalir melaluinya akan menjadi semakin kecil.

Penemuan resistor ini dapat dikaitkan dengan ilmuwan Jerman bernama George Simon Ohm. Dari penemuan tersebut, satuan hambatan listrik dinamakan dengan nama Ohm sebagai penghormatan terhadap kontribusinya. Setiap bahan memiliki nilai resistansi yang berbeda.

Sebagai contoh, konduktor memiliki nilai resistansi yang rendah, sehingga dapat digunakan sebagai penghantar listrik yang efisien. Sebaliknya, isolator memiliki resistansi yang tinggi, sehingga menjadi hambatan besar terhadap aliran listrik.

Untuk memahami cara kerja resistor atau hambatan listrik secara sederhana, kita bisa menggambarkannya seperti klep pada kran air. Ketika klep dibuka sepenuhnya, debit air yang mengalir akan semakin besar. Namun, jika klep dibuka hanya sebagian, debit air yang keluar pun akan berkurang secara proporsional.

Jenis – jenis Resistansi

Dalam istilah yang lebih mudah dimengerti, komponen ini beroperasi saat ada perbedaan muatan listrik antara dua terminalnya. Akibatnya, aliran listrik akan dimulai menuju area yang memiliki potensial yang lebih rendah.

Secara pokok, jika hambatan tinggi, maka aliran listrik akan menjadi lebih kecil. Sebaliknya, jika hambatan rendah, maka aliran listrik akan meningkat.

Terdapat tiga jenis resistansi berdasarkan sifat penghantarnya, yaitu:

1. Resistansi Penghantar

  • Konduktor: Konduktor adalah jenis benda yang sangat baik dalam menghantarkan listrik karena memiliki resistivitas yang rendah. Beberapa contohnya adalah tembaga, emas, besi, perak, dan logam lainnya. Kemampuan konduktor ini menjadikannya pilihan utama dalam pembuatan kabel listrik dan berbagai komponen elektronik.
  • Isolator: Isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik karena memiliki nilai resistivitas yang tinggi. Contoh-contoh isolator meliputi plastik, karet, kertas, dan kaca. Mereka digunakan dalam insulasi untuk mengisolasi komponen listrik dari kontak yang tidak diinginkan.
  • Semikonduktor: Semikonduktor memiliki karakteristik yang berada di antara konduktor dan isolator. Contoh semikonduktor yang paling umum adalah silikon dan germanium. Karena sifatnya yang dapat diubah, semikonduktor digunakan dalam pembuatan transistor dan berbagai perangkat semikonduktor.
Baca juga:  Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier): Fungsi & Cara Kerjanya

2. Resistansi Sambungan

Resistansi Sambungan terjadi ketika ada hambatan akibat penyambungan antara komponen dalam sebuah rangkaian listrik. Contohnya, jika sambungan antara kabel dan terminal baterai tidak kencang, ini dapat menyebabkan terjadinya panas berlebihan dalam rangkaian. Ketika panas terbentuk, resistansi sambungan dapat meningkat, mengurangi efisiensi aliran listrik, dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada komponen.

3. Resistansi Suhu

Resistansi Suhu adalah jenis resistansi yang dipengaruhi oleh suhu. Ketika suhu meningkat, nilai resistansi suatu material juga cenderung meningkat. Sebaliknya, ketika suhu turun, nilai resistansi cenderung menurun. Contoh dari jenis resistansi suhu ini dapat ditemukan dalam pengisian baterai HP. Ketika suhu HP naik akibat pengisian baterai yang intensif, resistansi dalam rangkaian juga meningkat, yang dapat mengurangi kecepatan pengisian akibat terjadinya overheat pada perangkat tersebut.

Rumus Resistansi

Rumus resistansi dapat diungkapkan sebagai hubungan antara tegangan dan arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian. Konsep ini sering dikenal sebagai Hukum Ohm. Dalam Hukum Ohm, tegangan dianggap konstan, sehingga perubahan arus akan mempengaruhi nilai resistansi. Ketika arus meningkat, resistansi akan menurun, sedangkan ketika arus menurun, resistansi akan meningkat.

Secara sederhana, dapat dijelaskan bahwa ketika hambatan listrik rendah, arusnya akan semakin besar, dan sebaliknya, ketika hambatan listrik tinggi, arus akan menjadi lebih kecil. Prinsip ini didasarkan pada sifat resistansi listrik dalam berbagai jenis dan suhu zat.

Untuk mengukur resistansi atau hambatan listrik, digunakan alat yang disebut multimeter digital. Multimeter dapat mengukur berbagai parameter seperti arus, tegangan, dan lain sebagainya.

Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menggunakan multimeter digital dalam mengukur resistansi:

  1. Nyalakan multimeter dan atur ke mode resistansi (Ω).
  2. Tentukan nilai resistansi yang akan diukur dengan memilih rentang yang sesuai pada multimeter.
  3. Sambungkan kabel uji merah ke terminal Ω pada multimeter, dan kabel uji hitam ke terminal COM.
  4. Tempatkan kedua ujung kabel uji pada resistor atau komponen yang akan diukur resistansinya.
  5. Layar LCD multimeter akan menampilkan hasil pengukuran resistansi.
  6. Setelah selesai mengukur, lepaskan kabel uji dari resistor atau komponen yang diukur.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kalian dapat menggunakan multimeter digital dengan efektif untuk mengukur resistansi atau hambatan listrik pada berbagai komponen atau rangkaian.

Nilai Resistansi

Nilai resistansi umumnya diukur dalam satuan Ohm/Omega (Ω), terutama ketika digunakan untuk mengukur berbagai rangkaian listrik. Nilai-nilai ini mencerminkan sifat penghantar atau konduktor yang bertujuan untuk menghambat aliran arus listrik dan mengatur hambatan listrik dalam rangkaian.

Sebagai tambahan informasi, berikut beberapa contoh material dan kondisi yang biasanya digunakan sebagai media penghantar listrik:

  1. Material Tembaga: Tembaga sering digunakan sebagai penghantar listrik karena memiliki nilai resistansi yang rendah. Hal ini membuatnya menjadi pilihan utama dalam pembuatan kabel listrik dan komponen elektronik.
  2. Suhu: Nilai resistansi suatu material dapat dipengaruhi oleh suhu. Ketika suhu meningkat, nilai resistansi cenderung meningkat juga. Ini adalah sifat yang penting dalam beberapa aplikasi, seperti dalam termistor yang digunakan untuk mengukur suhu.
  3. Panjang Penghantar: Panjang penghantar juga dapat memengaruhi nilai resistansi. Semakin panjang penghantar, semakin tinggi nilai resistansinya. Oleh karena itu, panjang penghantar sering digunakan sebagai faktor untuk menentukan nilai resistansi yang lebih tinggi dalam suatu rangkaian.
  4. Luas Penampang: Luas penampang atau diameter penghantar juga mempengaruhi nilai resistansi. Semakin kecil diameter penghantar, semakin tinggi nilai resistansinya. Ini berarti bahwa penampang penghantar yang lebih besar dapat menghasilkan nilai resistansi yang lebih rendah dalam sebuah rangkaian.
Baca juga:  √ Pengertian Kumparan: Fungsi, Jenis dan Contoh Penggunaanya

Komponen yang dirancang khusus untuk menghambat aliran arus listrik disebut sebagai resistor. Fungsi utama dari komponen ini adalah untuk mengurangi atau membatasi aliran arus listrik dengan tujuan menurunkan tingkat tegangan listrik dalam suatu rangkaian.

Satuan yang umum digunakan untuk mengukur resistansi adalah Kilo Ohm, Mega Ohm, dan Giga Ohm. Satuan-satuan ini menggunakan prefix atau awalan sesuai dengan stkalianr internasional (SI). Perhitungannya adalah sebagai berikut:

SatuanOhm
1 Giga Ohm1.000.000.000 Ohm (109 Ohm)
1 Mega Ohm1.000.000 Ohm (106 Ohm)
1 Kilo Ohm1.000 Ohm  (103 Ohm)

Simbol Resistansi

Simbol yang digunakan untuk mewakili resistansi adalah huruf R, yang merujuk kepada resistance atau komponen resistor. Simbol ini memiliki peran penting dalam menentukan rumus dan persamaan yang berkaitan dengan nilai resistansi.

Di bawah ini, terdapat beberapa jenis simbol resistansi beserta rumus penghitungannya:

1. Resistansi dalam hukum Ohm

Resistansi dalam Hukum Ohm mengacu pada hubungan sebanding antara kuat arus yang mengalir melalui dua titik dalam rangkaian dengan potensialnya. Kondisi ini diungkapkan dalam rumus berikut:

I = V/R

Dalam rumus ini:

  • I adalah kuat arus (dalam ampere).
  • V adalah potensial atau tegangan (dalam volt).
  • R adalah resistansi (dalam ohm).

2. Resistansi dalam konduktansi

Resistansi dan hambatan terhadap aliran arus listrik memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan konduktansi.

Konduktansi adalah besaran yang menunjukkan kemampuan suatu bahan dalam menghantarkan arus listrik. Sifat konduktansi ini berarti bahwa semakin tinggi nilainya, semakin baik bahan tersebut dalam menghantarkan arus listrik, dan sebaliknya, semakin tinggi resistansi atau hambatannya, semakin buruk bahan tersebut dalam menghantarkan arus listrik.

Dalam konteks ini, satuan konduktansi adalah Siemens (S) atau dapat dilambangkan dengan simbol G. Rumus konduktansi dapat diungkapkan sebagai berikut:

G = 1/R

Dalam rumus ini:

  • G adalah konduktansi (dalam Siemens, S).
  • R adalah resistansi (dalam ohm, Ω).

3. Resistansi dalam kawat

Menurut fisikawan Claude Pouillet dari Prancis, resistansi dalam sebuah kawat dapat dihitung berdasarkan beberapa faktor, terutama jenis kawat (P), panjang kawat (l), dan luas penampang kawat (A).

Artinya, resistansi dalam kawat ini akan memiliki hubungan sebanding dengan panjang kawat yang digunakan. Sementara itu, resistansi akan memiliki hubungan terbalik dengan luas penampang kawat tersebut.

Baca juga:  Pengertian Gerbang Logika Dasar : Fungsi dan Jenisnya Lengkap !!

kalian dapat menghitungnya menggunakan rumus hambatan kawat berikut:

R = P l/A

Dengan keterangan sebagai berikut:

  • P (Ωm) adalah hambatan jenis kawat.
  • l (m) adalah panjang kawat.
  • A (m²) adalah luas penampang kawat.

Kesimpulan dari rumus di atas adalah bahwa jika kalian menggunakan kawat yang lebih panjang, hambatan listriknya juga akan menjadi lebih besar. Sebaliknya, menggunakan kawat dengan luas penampang yang lebih besar akan mengurangi hambatan terhadap aliran arus listriknya.

4. Resistansi konduktor

Resistansi dalam konduktor terkait dengan hubungan antara panjang konduktor dan hambatannya. Ketika hambatan meningkat, maka panjang konduktor juga akan meningkat.

Resistansi ini bergantung pada beberapa faktor seperti panjang, jenis, dan luas penampang konduktor. Ketika luas penampang konduktor meningkat, resistansi cenderung berkurang, yang dapat mengakibatkan peningkatan sirkulasi arus.

kalian dapat menghitung hambatan listrik dengan menggunakan rumus resistansi yang relevan.

Resistansi dan Resistivitas

Resistansi dan resistivitas memiliki perbedaan yang subtil. Resistivitas adalah ukuran hambatan konduktor per satuan panjang dan satuan penampang. Resistivitas dapat bervariasi tergantung pada jenis bahan, sedangkan resistansi bergantung pada panjang dan luas penampang konduktor.

Adapun perbedaan antara resistansi dan resistivitas sebagai adalah sebagai berikut:

ResistansiResistivitas
Resistansi merupakan ukuran kapasitas material. Sifatnya, menahan elektron mengalir.Resistivitas merupakan ukuran material di bawah dimensi.
Simbol resistansi huruf R.Simbol resistivitas huruf Yunani ƿ (rho).
Resistansi dengan satuan Ohm (SI).Resistivitas dengan satuan ohm-meter.
Pengaruh resistansi yaitu panjang, suhu material dan luas.Pengaruh resistivitas yaitu naik/turunnya suhu.

Perbedaan antara resistansi dan resistivitas dapat memiliki implikasi yang berbeda saat diterapkan dalam konteks alat elektronik.

Sebagai contoh, resistansi seringkali menjadi fokus dalam aplikasi alat pemanas, sementara resistivitas menjadi lebih penting dalam pemilihan material konduktor yang tepat untuk komponen elektronik.

Baca Juga :

Penutup

Secara keseluruhan, pengertian resistansi telah kita eksplorasi dengan mendalam dalam artikel ini. Resistansi merupakan fenomena dasar dalam ilmu fisika dan elektronika, mengacu pada kemampuan suatu benda untuk menahan atau menghambat aliran arus listrik.

Memahami resistansi adalah langkah kunci dalam menguasai konsep-konsep dasar listrik dan elektronika, sehingga kita bisa mengaplikasikannya dalam berbagai bidang, seperti dalam perancangan sirkuit, pengembangan teknologi baru, hingga dalam pemecahan masalah keseharian.

Pemahaman yang solid mengenai resistansi juga menjadi pondasi penting bagi inovasi dan pengembangan di bidang teknologi.

Semoga, melalui artikel bengkeltv.id ini, pembaca dapat menggali lebih dalam dan memperluas wawasan mengenai resistansi dan aplikasi-aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *