Bengkeltv.id – Pengertian PLC: Fungsi, Jenis dan Prinsip Kerjanya Lengkap. Salah satu dari sistem pengendalian atau otomasi selain relay adalah sistem PLC atau Programmable Logic Controller, yang juga dikenal sebagai Logika Kontrol Terprogram jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Apakah kalian mengetahui apa yang dimaksud dengan Programmable Logic Controller (PLC) itu?
Dulu, sistem ini belum digunakan, namun baru mulai digunakan dalam beberapa tahun terakhir sebagai pengganti sistem pengendalian berbasis relay. Hal ini dikarenakan PLC memiliki keunggulan yang lebih efektif, efisien, dan fleksibel.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas pengertian, jenis-jenis, dan prinsip kerja PLC. Mari kita temukan jawabannya dalam konten berikut ini.
Pengertian PLC
PLC merupakan singkatan dari Programmable Logic Controller, yang merupakan sebuah sistem atau perangkat pengendalian mesin, atau dapat disebut sebagai pengganti desain relay sekuensial.
Penggunaan PLC dianggap lebih optimal daripada relay karena cara kerjanya yang lebih efisien. Keunggulan lain dari PLC adalah kemudahannya dalam penggunaan, sehingga dapat digunakan oleh masyarakat umum.
Banyak industri di Indonesia telah mengadopsi penggunaan PLC, termasuk industri otomotif, pertambangan, minyak dan gas, pengolahan makanan, bahkan pabrik pengolahan tambang emas.
Fungsi utama dari PLC adalah sebagai berikut:
- Programmable (Dapat Diprogram): PLC berfungsi sebagai penyimpan program. Program yang telah dibuat dapat diedit atau diubah dengan mudah sesuai kebutuhan pengguna.
- Logic (Logika): PLC berfungsi sebagai cara untuk memproses input menggunakan operasi aritmatika dan logika (ALU). Operasi ini dapat mencakup penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan operasi lainnya.
- Controller (Pengontrol): PLC difungsikan sebagai pengontrol untuk menghasilkan keluaran (output) yang sesuai dengan kebutuhan awal proses.
Dengan demikian, PLC adalah alat yang sangat penting dalam otomasi industri dan telah membantu berbagai sektor industri di Indonesia meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional mereka.
Fungsi PLC
Dari perspektif keseluruhan, perangkat PLC memiliki beragam fungsi yang luas, bukankah begitu? Secara teoritis, fungsi PLC dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu fungsi umum dan khusus.
Mari kita bahas lebih lanjut mengenai fungsi PLC ini, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
Fungsi PLC Secara Umum
Untuk pemahaman yang lebih mendalam, mari kita eksplorasi penjelasan mengenai peran-peran PLC sebagai berikut:
1. Kendali Sekuensial
Peran Kendali Sekuensial berfokus pada pemrosesan input sinyal biner sehingga menghasilkan output yang digunakan dalam proses sekuensial. Dengan kata lain, fungsi ini bertujuan untuk mengatur agar setiap tahap dalam proses berjalan sesuai dengan urutan yang benar.
2. Pemantauan Pabrik
Sesuai dengan namanya, fungsi Pemantauan Pabrik adalah untuk mengontrol dan memantau kondisi suatu sistem, serta mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan kondisi tersebut. Ketika terjadi situasi mendesak, Pemantauan Pabrik biasanya akan memberikan pesan atau sinyal yang ditampilkan pada layar atau disampaikan kepada operator sistem.
Fungsi PLC secara Khusus
Fungsi khusus dari PLC adalah memberikan sinyal kepada Sistem Kontrol Numerik Terkomputerisasi (CNC). Biasanya, CNC digunakan dalam proses penyelesaian produk. Walaupun penggunaan CNC sangat diinginkan, namun harganya yang cukup tinggi sering menjadi kendala.
Itulah mengapa penggunaan PLC secara khusus ditujukan untuk industri dengan skala besar. Dalam hal pendanaan, dalam dunia industri, PLC lebih layak diterapkan karena memiliki dukungan finansial yang lebih kuat.
Jenis-Jenis PLC
Berikut ini penjelasan mengenai setiap jenis PLC yang dapat kalian pelajari:
1. PLC Tipe Compact
PLC tipe Compact memiliki semua komponen yang diperlukan, seperti CPU, input-output, dan power supply, yang sudah terpadu menjadi satu kesatuan. Ukuran PLC jenis ini relatif kecil dan memiliki jumlah input-output yang terbatas.
Penting untuk dicatat bahwa biasanya PLC tipe Compact tidak mendukung penambahan modul tambahan. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan kebutuhan kalian dengan cermat sebelum memilih PLC jenis ini.
2. PLC Tipe Modular
PLC tipe Modular memiliki komponen yang dirancang terpisah, dan ukurannya lebih besar. Ini memungkinkan penambahan modul baru sesuai dengan kebutuhan. Jumlah modul dapat diperluas seiring dengan pertambahan kebutuhan. Hal ini berbeda dengan PLC tipe Compact yang memiliki struktur yang lebih terbatas dalam hal penambahan komponen tambahan.
Cara Kerja PLC
Prinsip dasar cara kerja PLC (Programmable Logic Controller) terletak pada tahap penerimaan sinyal. Proses kerja PLC dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Penerimaan Sinyal: Proses dimulai dengan penerimaan sinyal dari berbagai perangkat sensor atau input. Sinyal ini dapat berupa informasi tentang kondisi fisik, seperti suhu, tekanan, atau kehadiran benda.
- Pengendalian dan Instruksi Logika: Setelah menerima sinyal, PLC akan memproses data ini melalui serangkaian instruksi logika yang telah diprogram sebelumnya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Instruksi-instruksi ini menjalankan operasi logika seperti AND, OR, NOT, dan lainnya untuk mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
- Penyimpanan Program: Program yang telah dibuat dan dimasukkan ke dalam PLC akan tersimpan di dalam memori perangkat. Program ini berisi instruksi-instruksi yang mendefinisikan bagaimana PLC harus berperilaku dalam berbagai situasi.
- Sinyal Keluaran dan Aktuator: Berdasarkan instruksi logika yang dijalankan, PLC akan menghasilkan sinyal keluaran yang digunakan untuk mengontrol perangkat-perangkat aktuator. Aktuator ini bisa berupa relay, motor, katup, dan lainnya, yang bertujuan untuk mengubah kondisi fisik dalam sistem.
- Eksekusi oleh CPU: Program yang telah tersimpan di memori akan dieksekusi oleh unit pemrosesan pusat (CPU) di dalam PLC. CPU akan mengawasi dan mengendalikan seluruh proses, memastikan bahwa instruksi-instruksi logika dijalankan dengan benar dan sesuai dengan kondisi input yang diterima.
Selain prinsip dasar ini, perkembangan terbaru dalam penggunaan PLC juga mencakup peningkatan dalam fungsi, bentuk, dan kompleksitas komponen PLC. Semua ini membantu industri mengoptimalkan proses otomasi mereka dengan lebih efisien dan efektif.
Komponen PLC
Secara prinsip, PLC memiliki beberapa komponen dasar. Namun, umumnya, komponen PLC dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Mari kita telaah bersama komponen dasar PLC, di antaranya:
1. Komponen Hadware atau Perangkat Keras
Sesuai dengan namanya, perangkat keras (hardware) merupakan jenis komponen PLC yang memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat. Berikut adalah beberapa komponen hardware dari PLC:
- CPU (Central Processing Unit)
CPU adalah salah satu komponen utama dalam PLC yang bertanggung jawab untuk memeriksa input dan output serta mengoperasikan sistem PLC secara keseluruhan. - Memory
Memory adalah komponen dalam PLC yang berfungsi sebagai penyimpan data dan program-program yang diperlukan untuk operasi PLC. - Power Supply (Sumber Daya Listrik)
Power supply adalah komponen yang menyediakan daya listrik yang diperlukan untuk PLC agar dapat beroperasi dengan baik. - Input (Masukan)
Input adalah status dari perangkat atau sensor yang terhubung dengan PLC. Informasi dari input ini digunakan oleh PLC untuk mengambil keputusan dan mengontrol proses. - Output (Keluaran)
Output adalah hasil atau keluaran dari PLC yang akan digunakan untuk mengendalikan perangkat atau sistem lain sesuai dengan kebutuhan. - Perangkat Pemrograman (Programming Device)
Perangkat pemrograman berfungsi sebagai alat untuk memprogram atau memantau program-program pengguna pada PLC. Ini memungkinkan pengguna untuk mengatur dan mengawasi operasi PLC sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Komponen Software atau Perangkat Lunak
Seperti umumnya perangkat lunak, komponen perangkat lunak pada PLC tidak memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat secara langsung. Ini disebabkan oleh fakta bahwa perangkat lunak PLC terdiri dari kode program berbasis bahasa pemrograman PLC atau diagram tangga (ladder diagram).
Dalam praktiknya, penggunaan PLC dalam dunia industri dianggap sangat krusial. Dengan adanya PLC, seluruh proses produksi dapat dipantau dan dikendalikan secara berkala. Ini membantu meminimalkan risiko kegagalan dalam proses produksi.
Tujuan utama dari penggunaan PLC adalah untuk mengendalikan proses, sehingga keluaran yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Meskipun begitu, PLC (Programmable Logic Controller) tetap memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan saat digunakan. Salah satunya adalah biaya yang masih tinggi, yang menjadi hambatan bagi beberapa pengguna.
Dengan harga yang masih tinggi ini, penggunaan PLC umumnya terbatas pada pabrik produksi dengan kapasitas besar. Namun, melihat manfaat besar yang diberikan oleh PLC, juga penting untuk dipertimbangkan dalam produksi dengan kapasitas menengah. Yang terpenting adalah menyesuaikan penggunaan PLC dengan kemampuan keuangan dalam proses produksi kalian.
Baca Juga :
- Perbedaan PLC Modular dan Compact : Penjelasan Secara Mendalam
- Pengertian Transduser: Fungsi, Kelebihan dan Kekuranganya Lengkap
- Apa Itu Human Machine Interface? Pengertian dan Fungsinya
Penutup
Sebagai penutup, PLC atau Programmable Logic Controller memang telah menjadi komponen penting dalam industri otomatisasi dan kontrol.
Pengertian PLC tidak hanya terbatas pada sebuah alat yang menggantikan rangkaian relay, namun lebih dari itu, ia adalah otak dari sistem kontrol otomatis yang modern.
Keberadaannya membawa revolusi dalam cara kita mengendalikan mesin dan proses industri. Semakin kita memahami tentang PLC, semakin kita dapat memaksimalkan potensinya dalam menciptakan efisiensi dan inovasi dalam berbagai sektor industri.
Demikianlah artikel bengkeltv.id yang membahas tentang Pengertian PLC: Fungsi, Jenis dan Prinsip Kerjanya Lengkap. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.