Fungsi Thermistor

Pengertian dan Fungsi Thermistor Secara Lengkap

Posted on

Bengkeltv.idPengertian dan Fungsi Thermistor Secara Lengkap. Thermistor merupakan salah satu komponen elektronik yang memiliki fungsi sangat vital dalam berbagai aplikasi teknologi modern. Komponen ini terutama dikenal karena kemampuannya untuk mengubah nilai resistansi sesuai dengan perubahan suhu di sekitarnya. Prinsip kerja ini membuat thermistor sangat berguna dalam pengukuran suhu yang akurat dan pengaturan arus listrik dalam berbagai perangkat elektronik. Karena sifatnya yang sensitif terhadap suhu, thermistor sering digunakan dalam aplikasi seperti sensor suhu, pengatur suhu otomatis, dan proteksi terhadap arus berlebih, yang berguna untuk menjaga kestabilan sistem elektronik.

Selain itu, thermistor juga digunakan dalam sistem pendinginan dan pemanasan, perangkat pengatur suhu ruangan, serta dalam proteksi untuk mencegah kerusakan akibat lonjakan arus. Dengan berbagai manfaatnya yang luas, thermistor tidak hanya berperan penting dalam perangkat rumah tangga, tetapi juga dalam teknologi industri dan otomotif.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih lanjut tentang fungsi thermistor, jenis-jenis thermistor yang ada, serta bagaimana peranannya dalam berbagai sistem teknologi terkini. Dari penggunaannya dalam sistem pendinginan hingga proteksi arus listrik, thermistor menjadi salah satu komponen esensial yang mendukung kinerja perangkat elektronik agar tetap efisien dan aman.

Pengertian Thermistor

Thermistor adalah komponen elektronik yang berfungsi sebagai resistor dengan nilai resistansi yang dapat berubah tergantung pada perubahan suhu di sekitarnya. Sebagai bagian dari keluarga resistor yang terbuat dari bahan semikonduktor, thermistor memiliki sifat variabel, artinya nilai resistansinya bisa berubah-ubah sesuai dengan suhu yang diterimanya.

Istilah “thermistor” sendiri berasal dari gabungan dua kata, yaitu “thermal” yang berarti panas dan “resistor” yang berarti resistor, yang secara harfiah menggambarkan sifat komponen ini yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh suhu.

Terdapat dua jenis thermistor, yakni Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient) dan Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient). Thermistor pertama kali diproduksi pada tahun 1930 oleh seorang ilmuwan asal Amerika Serikat bernama Samuel Ruben. Namun, efek sensitif terhadap suhu pada resistor ini sudah ditemukan lebih dulu oleh ilmuwan Inggris, Michael Faraday, pada tahun 1833.

Faraday menemukan bahwa bahan Silver Sulfide menunjukkan penurunan signifikan pada nilai resistansinya ketika suhu meningkat. Thermistor yang ditemukan oleh Faraday adalah jenis NTC (Negative Temperature Coefficient), di mana resistansi bahan tersebut menurun seiring peningkatan suhu.

Fungsi Thermistor

Thermistor memiliki sifat dimana nilai hambatannya dapat berubah tergantung pada suhu atau temperatur yang diterima.

Karena sifat ini, thermistor banyak digunakan dalam berbagai aplikasi yang berhubungan dengan pengukuran suhu. Beberapa fungsi utama thermistor yang sering diaplikasikan antara lain:

Baca juga:  Gambar Rangkaian Crossover Aktif : Penjelasan Lengkap

1. Sensor Suhu

Salah satu aplikasi utama thermistor adalah sebagai sensor suhu, yang sering disebut sebagai thermistor sensor.

Thermistor dikenal sebagai sensor suhu yang sangat akurat dalam pengukurannya. Selain itu, thermistor juga menawarkan stabilitas jangka panjang yang luar biasa, sehingga kinerjanya tidak terpengaruh oleh penuaan atau penggunaan yang berkepanjangan.

Karena keunggulan-keunggulan ini, thermistor menjadi pilihan yang populer dan menguntungkan untuk berbagai aplikasi, terutama dalam sistem pengendalian dan pengukuran suhu.

Biasanya, thermistor terbuat dari bahan keramik atau polimer dan memiliki rentang suhu pengukuran yang cukup luas, yaitu antara -90°C hingga 130°C.

2. Proteksi Rangkaian

Thermistor juga sering digunakan sebagai proteksi untuk melindungi rangkaian elektronik, berfungsi untuk memutuskan aliran arus atau menggantikan fungsi fuse listrik.

Jenis thermistor yang umumnya digunakan untuk proteksi ini adalah Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient). Pada kondisi normal, thermistor PTC akan membiarkan arus listrik mengalir ke rangkaian dengan lancar.

Namun, ketika terjadi arus berlebih, thermistor PTC akan memanas dan suhunya akan meningkat. Peningkatan suhu ini menyebabkan nilai hambatan (resistansi) pada thermistor naik, yang pada gilirannya menghambat atau bahkan memutus aliran arus listrik. Aplikasi seperti ini dapat ditemukan pada berbagai peralatan rumah tangga, seperti blender, untuk mencegah kerusakan akibat arus berlebih.

3. Regulator Lonjakan Arus

Thermistor juga dapat berfungsi sebagai regulator untuk mengatasi atau meredam lonjakan arus listrik.

Dengan menggunakan thermistor, lonjakan arus listrik dapat dibatasi secara bertahap, sehingga melindungi komponen rangkaian dari kerusakan dan mencegah terputusnya skring atau circuit breaker.

Jenis thermistor yang biasa digunakan sebagai regulator lonjakan arus adalah Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient).

Pada awalnya, Thermistor NTC memiliki resistansi tinggi yang menghambat lonjakan arus listrik yang besar. Setelah beberapa detik, arus listrik mulai mengalir perlahan, menyebabkan suhu thermistor meningkat.

Peningkatan suhu tersebut akan menurunkan resistansi thermistor, sehingga aliran arus listrik dapat mengalir dengan normal tanpa ada gangguan.

Prinsip Kerja Thermistor

Setelah memahami fungsi thermistor, langkah berikutnya adalah mempelajari prinsip kerja thermistor yang didasarkan pada perubahan resistansi seiring dengan perubahan suhu. Resistansi pada thermistor dapat diukur menggunakan ohmmeter.

Dengan mengetahui hubungan antara perubahan suhu dan perubahan resistansi, pengukuran resistansi thermistor memungkinkan kita untuk menentukan suhu yang terkait dengannya.

Besarnya perubahan resistansi tergantung pada jenis bahan yang digunakan dalam thermistor. Namun, hubungan antara suhu dan resistansi pada thermistor tidak bersifat linier, seperti yang terlihat pada grafik thermistor di bawah ini:

Baca juga:  Pengertian IC (Integrated Circuit) : Ketahui Secara Lengkap

Fungsi Thermistor

Jika thermistor memiliki grafik seperti yang ditunjukkan di atas, resistansi yang diukur dengan ohmmeter dapat dengan mudah dipetakan ke dalam grafik untuk menentukan suhu.

Caranya adalah dengan menarik garis horizontal dari nilai resistansi pada sumbu y, kemudian menggambar garis vertikal turun dari titik tersebut hingga bertemu dengan grafik. Dengan cara ini, suhu thermistor dapat ditentukan secara akurat.

Jenis-Jenis Thermistor

Secara umum, terdapat dua jenis thermistor:

1. Negative Temperature Coefficient (NTC) Thermistor

Pada thermistor NTC, resistansi akan menurun seiring dengan peningkatan suhu, dan sebaliknya, resistansi akan meningkat ketika suhu menurun.

Dengan demikian, hubungan antara suhu dan resistansi pada thermistor NTC bersifat berbanding terbalik. Thermistor NTC adalah jenis thermistor yang paling umum digunakan dalam berbagai aplikasi.

2. Positive Temperature Coefficient (PTC) Thermistor

Pada thermistor PTC, terdapat hubungan sebanding antara suhu dan resistansi. Ketika suhu meningkat, resistansi juga akan meningkat, dan sebaliknya, resistansi akan menurun ketika suhu menurun.

Meskipun thermistor PTC tidak sebanyak thermistor NTC dalam penggunaannya, jenis ini sering digunakan untuk melindungi sirkuit. Mirip dengan fungsi sekering, thermistor PTC berfungsi sebagai pembatas arus.

Ketika arus mengalir melalui perangkat ini, hal tersebut dapat menyebabkan pemanasan resistif yang sedikit.

Konstruksi dan Karakteristik Thermistor

Sudah memahami Fungsi Thermistor? Berikutnya ada berbagai bentuk dan ukuran termistor yang tersedia di pasaran. Termistor yang lebih kecil umumnya berbentuk beads dengan diameter mulai dari 0,15 milimeter hingga 1,5 milimeter.

Selain itu, termistor juga tersedia dalam bentuk disk dan washer yang dibuat dengan menekan bahan termistor di bawah tekanan tinggi ke dalam bentuk silinder datar dengan diameter antara 3 milimeter hingga 25 milimeter.

 

Fungsi Thermistor

Ukuran umum termistor adalah antara 0,125 mm hingga 1,5 mm. Termistor yang tersedia secara komersial memiliki nilai nominal seperti 1K, 2K, 10K, 20K, 100K, dan lain-lain. Nilai-nilai ini menunjukkan nilai resistansi pada suhu 25 derajat Celsius.

Termistor tersedia dalam berbagai model, seperti tipe beads, tipe batang, tipe cakram, dan lain-lain. Keuntungan utama dari termistor adalah ukurannya yang kecil dan biaya yang relatif rendah.

Namun, keuntungan ukuran ini juga berarti bahwa konstanta waktu dari termistor yang dioperasikan dalam selubung adalah kecil, meskipun pengurangan ukuran juga mengurangi kemampuan termistor untuk menghilangkan panas sehingga membuat efek pemanasan sendiri lebih besar. Efek ini dapat merusak termistor secara permanen.

Baca juga:  Cara Menghubungkan Laptop ke TV dengan Bluetooth Termudah !!

Untuk mencegah hal tersebut, termistor harus dioperasikan pada level arus listrik yang rendah dibandingkan dengan termometer resistan yang menghasilkan sensitivitas pengukuran yang lebih rendah.

Tanda-Tanda Kerusakan Thermistor AC

Nah jika sudah mengetahui Fungsi Thermistor, selanjutnya seringkali kita mengalami kendala pada AC yang tidak berfungsi normal sehingga menyebabkan masalah seperti tidak dapat mendinginkan ruangan atau sering mati-mati.

Salah satu penyebabnya bisa jadi karena kerusakan pada bagian thermistor. Namun, bagaimana cara mengetahui jika thermistor AC mengalami kerusakan?

Berikut adalah beberapa tKalian atau ciri-ciri kerusakan pada thermistor AC:

  • Terdengar suara alarm yang menyala terus-menerus ketika AC dinyalakan. Pada beberapa merek AC, ini sering terjadi dan dapat menjadi tKalian bahwa thermistor mengalami kerusakan. Thermistor yang rusak perlu segera diganti dengan tipe yang sama, namun harus memperhatikan tipe dan karakteristik termistor asli.
  • Unit outdoor AC tidak berfungsi normal, ditKaliani dengan kompresor AC yang sering mati. Ini disebabkan oleh thermistor yang sudah terlalu peka dalam mendeteksi perubahan suhu ruangan sehingga unit outdoor sering mati dan menyebabkan AC menjadi tidak dingin.
  • Pada beberapa merek AC, kerusakan pada thermistor juga dapat menyebabkan remote control tidak berfungsi. Jika remote control AC tidak berfungsi, perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut untuk memastikan apakah memang thermistor pada AC tersebut mengalami kerusakan.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, fungsi thermistor sangat penting dalam berbagai aplikasi elektronik dan teknologi modern. Dengan kemampuannya untuk mengubah resistansi sesuai dengan perubahan suhu, thermistor memainkan peran utama dalam pengukuran suhu yang akurat, pengaturan arus listrik, serta proteksi dan pengendalian lonjakan arus. Baik dalam bentuk thermistor NTC maupun PTC, masing-masing memiliki karakteristik yang disesuaikan dengan fungsinya, seperti proteksi rangkaian atau sebagai regulator arus.

Thermistor yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti keramik atau polimer ini juga menawarkan kestabilan jangka panjang, keakuratan pengukuran, dan fleksibilitas dalam berbagai kondisi operasional. Dengan rentang suhu pengukuran yang luas, thermistor banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga, industri, otomotif, hingga sistem kendali dan pengukuran suhu yang lebih kompleks.

Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, penggunaan thermistor menjadi semakin penting, dan kemampuannya untuk meningkatkan efisiensi dan melindungi perangkat elektronik semakin diapresiasi. Demikianlah ulasan dari bengkeltv.id mengenai Fungsi Thermistor, semoga informasi yang telah disampaikan dapat membantu kalian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *