Bengkeltv.id – Apa Itu Las Aluminium? Panduan Lengkap Teknik dan Prosesnya. Aluminium merupakan salah satu logam yang sangat populer dan banyak digunakan dalam berbagai industri seperti otomotif, konstruksi, dirgantara, serta barang elektronik. Hal ini disebabkan oleh beberapa sifat unggul yang dimilikinya. Sebagai logam yang ringan, aluminium mampu mengurangi berat total dari struktur atau produk yang menggunakannya, tanpa mengorbankan kekuatan mekanisnya. Selain itu, aluminium juga memiliki ketahanan yang luar biasa terhadap korosi, yang membuatnya ideal untuk penggunaan di lingkungan yang lembap atau bersinggungan dengan elemen-elemen yang dapat menyebabkan karat, seperti air laut atau bahan kimia. Tak hanya itu, aluminium mudah dibentuk, sehingga memungkinkan untuk menciptakan berbagai bentuk dan desain yang rumit tanpa mengalami retak atau deformasi yang berlebihan.
Namun, meskipun memiliki banyak kelebihan, proses pengelasan aluminium sering kali dianggap lebih rumit dibandingkan dengan logam lainnya, terutama bagi para pemula. Tantangan utama dalam pengelasan aluminium adalah karakteristiknya yang sangat berbeda dari baja atau logam umum lainnya. Aluminium memiliki titik leleh yang lebih rendah, yang membuatnya lebih rentan terhadap distorsi atau bahkan terbakar jika tidak ditangani dengan hati-hati. Selain itu, aluminium cenderung membentuk lapisan oksida yang sangat keras di permukaannya ketika terpapar udara. Lapisan ini harus dihilangkan sebelum proses pengelasan dimulai, karena jika tidak, ia dapat menghalangi terciptanya sambungan yang kuat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai Apa Itu Las Aluminium, mulai dari prinsip dasar, teknik-teknik yang sering digunakan, hingga tantangan yang mungkin dihadapi selama proses pengelasan. Dengan memahami hal-hal tersebut, diharapkan Kalian akan mendapatkan wawasan yang lebih baik mengenai bagaimana cara mengelas aluminium secara efektif dan efisien.
Apa Itu Las Aluminium?
Pengelasan aluminium adalah metode unggul untuk merakit atau menghubungkan konstruksi serta produk yang terbuat dari aluminium. Proses ini dirancang khusus untuk material aluminium.
Pengelasan aluminium memerlukan persiapan dan keterampilan khusus dibandingkan dengan pengelasan pelat baja, mengingat titik lebur aluminium yang lebih rendah.
Penting untuk diingat bahwa jika lapisan pelindung yang meleleh bercampur dengan hasil las, hal ini dapat menyebabkan cacat pada lasan. Oleh karena itu, setiap pengelas aluminium diwajibkan memiliki sertifikasi yang sesuai.
Sebelum melakukan pengelasan aluminium, sangat penting untuk membersihkan permukaan material terlebih dahulu. Hal ini karena permukaan aluminium sering kali terkontaminasi oleh aluminium oksida yang memiliki titik lebur lebih tinggi.
Peralatan Untuk Mengelas Aluminium
Berikut adalah beberapa peralatan yang diperlukan untuk mengelas aluminium, beserta penjelasan lebih mendalam tentang fungsinya:
- Mesin Las Tungsten Inert Gas (TIG):
Mesin las TIG adalah pilihan utama untuk mengelas aluminium karena kemampuannya menghasilkan busur listrik yang sangat stabil dan presisi tinggi. Dalam proses ini, elektroda tungsten tidak terkonsumsi, dan aliran gas inert (biasanya argon) digunakan untuk melindungi area pengelasan dari kontaminasi udara. Keuntungan lain dari las TIG adalah kontrol yang lebih baik atas panas, sehingga cocok untuk pengelasan aluminium yang mudah mengalami distorsi panas. - Mesin Las Metal Inert Gas (MIG):
Mesin las MIG merupakan alternatif yang lebih cepat dibandingkan las TIG, terutama untuk pekerjaan pengelasan aluminium yang lebih besar dan tebal. Proses ini menggunakan kawat elektroda yang terkonsumsi, yang juga berfungsi sebagai bahan pengisi selama pengelasan. Gas pelindung seperti argon atau campuran argon-helium menghindarkan busur dari kontaminasi atmosfer, menghasilkan las yang kuat dan berkualitas. - Gerinda:
Sebelum proses pengelasan, penting untuk memastikan permukaan aluminium bersih dari kotoran, karat, atau lapisan oksida yang dapat mempengaruhi kualitas las. Gerinda adalah alat yang digunakan untuk membersihkan permukaan tersebut. Aluminium secara alami membentuk lapisan oksida yang sangat keras, sehingga penggunaan gerinda menjadi langkah penting untuk memastikan hasil las yang baik. - Regulator Gas:
Regulator adalah alat penting yang berfungsi mengontrol tekanan dan aliran gas inert dari tabung ke mesin las. Aliran gas yang stabil dan sesuai sangat penting untuk melindungi area pengelasan dari kontaminasi oleh oksigen dan nitrogen di udara, yang dapat menyebabkan porositas dan kekuatan las yang buruk. - Palu Chipping:
Palu ini digunakan setelah pengelasan untuk membersihkan sisa-sisa slag atau percikan (splatter) dari hasil las. Meskipun pengelasan aluminium umumnya menghasilkan sedikit slag, palu ini tetap berguna untuk memastikan hasil las bersih dan rapi, terutama jika ada kotoran yang menempel di sekitar area pengelasan. - Tabung Gas:
Tabung ini berisi gas inert yang digunakan dalam proses pengelasan untuk melindungi busur listrik dan area pengelasan dari kontaminasi atmosfer. Gas yang umum digunakan adalah argon murni untuk las TIG, dan campuran argon-helium untuk las MIG pada aluminium yang lebih tebal. Gas ini sangat penting untuk memastikan kualitas las yang optimal. - Alat Pelindung Diri (APD):
Keselamatan adalah prioritas utama dalam pengelasan. APD mencakup helm pengelasan dengan fitur pelindung mata dari radiasi ultraviolet dan infra merah, sarung tangan tahan panas, masker pernafasan untuk melindungi dari asap berbahaya, serta pakaian kerja, sepatu safety, dan apron kulit yang tahan api. Ini membantu melindungi operator dari bahaya percikan panas dan paparan gas beracun.
Dengan menggunakan peralatan yang tepat dan tindakan keamanan yang sesuai, pengelasan aluminium dapat dilakukan dengan hasil yang optimal dan risiko yang minimal.
Bahan
Berikut adalah beberapa bahan yang digunakan dalam proses pengelasan aluminium:
- Logam Pengisi (Filler Metal):
Logam pengisi adalah bahan tambahan yang dilelehkan di antara dua bagian logam yang akan disambungkan. Fungsinya untuk mengisi celah di antara permukaan logam yang dilas, sehingga menghasilkan sambungan yang kuat dan tahan lama. - Elektroda Tungsten:
Digunakan dalam pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG), elektroda tungsten tidak terkonsumsi selama proses pengelasan. Elektroda ini berfungsi untuk menghasilkan busur listrik yang stabil antara elektroda dan material yang dikerjakan, memungkinkan kontrol presisi tinggi. - Gas Argon:
Argon adalah gas inert yang paling sering digunakan dalam pengelasan aluminium. Fungsinya sebagai pelindung area pengelasan dari kontaminasi udara, seperti oksigen dan nitrogen, yang dapat menyebabkan cacat pada hasil las. - Gas Helium:
Helium, gas inert lainnya, sering digunakan sebagai alternatif atau dicampur dengan argon. Helium meningkatkan penetrasi dan kecepatan pengelasan serta mengurangi risiko porositas, menjadikannya pilihan ideal untuk mengelas aluminium yang lebih tebal atau membutuhkan hasil las yang lebih kuat.
Dengan menggunakan bahan-bahan ini sesuai prosedur yang benar, pengelasan aluminium dapat menghasilkan sambungan berkualitas tinggi dan tahan lama.
Persiapan Las Aluminium
Sebelum melakukan pengelasan aluminium, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Berikut adalah langkah-langkah persiapan sebelum proses pengelasan:
1. Cek Kalibrasi
Sebelum menggunakan mesin las aluminium, penting untuk melakukan pemeriksaan kalibrasi terlebih dahulu. Proses ini sangat krusial karena kalibrasi memengaruhi kinerja keseluruhan mesin.
Jika kalibrasi mesin masih berlaku, kita dapat berasumsi bahwa output dan parameter mesin, seperti voltase dan arus, tetap sesuai. Namun, jika kalibrasi telah kedaluwarsa, perlu dilakukan kalibrasi ulang segera untuk memastikan mesin berfungsi dengan optimal.
2. Pasang Kabel Las
Langkah kedua adalah memasang kabel las. Pastikan kabel elektroda dan kabel massa terpasang dengan baik pada mesin las, lalu hubungkan keduanya ke meja kerja atau bahan yang akan dilas.
Dalam pengelasan aluminium TIG, polaritas yang dianjurkan adalah Direct Current Electrode Positive (DCEP) karena proses pembersihan yang dilakukan oleh mesin las. Sebagai alternatif, mesin las dengan arus Alternating Current (AC) juga dapat digunakan.
3. Siapkan Filler Metal dan Elektroda
Langkah ketiga adalah menyiapkan filler metal dan elektroda. Pastikan keduanya dalam kondisi layak pakai. Jika ada korosi pada elektroda tungsten, bersihkan terlebih dahulu.
Selain itu, pemilihan jenis filler metal dan elektroda harus sesuai dengan kode atau prosedur pengelasan yang digunakan. Untuk pengelasan GTAW, tungsten yang umum digunakan adalah tungsten murni. Pastikan untuk memilih bahan yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi teknis agar hasil pengelasan optimal.
4. Pasang Tabung Gas
Langkah keempat adalah memasang tabung gas. Pengelasan aluminium biasanya menggunakan gas argon dengan kemurnian sekitar 99%. Selain itu, argon juga dapat dicampur dengan helium dalam proporsi sekitar 25%.
Pastikan tabung gas argon terpasang dengan baik, termasuk selang dan regulator yang terhubung ke mesin las serta welding torch. Periksa agar semua peralatan terpasang dengan aman dan sesuai, sehingga proses pengelasan dapat berjalan lancar dan menghasilkan kualitas yang optimal.
5. Atur Arus Las
Langkah kelima adalah mengatur arus las. Arus las merupakan salah satu parameter utama dalam proses pengelasan. Pemilihan arus las harus disesuaikan dengan diameter elektroda, ketebalan material yang akan dilas, serta kecepatan perjalanan (travel speed).
Untuk pengelasan TIG, rentang arus yang umum digunakan adalah antara 60 hingga 110A, sementara untuk pengelasan MIG, rentang arus yang disarankan adalah antara 140 hingga 200A. Pastikan untuk memilih arus las yang sesuai dengan kondisi dan spesifikasi pekerjaan agar hasil pengelasan optimal.
6. Bersihkan Aluminium
Langkah keenam adalah membersihkan aluminium. Aluminium memiliki lapisan oksida pada permukaannya, yang memiliki titik lebur lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk membersihkannya sebelum proses pengelasan.
Pembersihan aluminium dapat dilakukan dengan menggunakan aseton. Caranya adalah dengan mengoleskan aseton ke permukaan aluminium, lalu menyikatnya dengan sikat baja yang tahan karat. Pastikan untuk membersihkan dengan teliti agar permukaan aluminium bebas dari kotoran dan oksida, sehingga hasil pengelasan menjadi lebih baik.
7. Pakai Alat Pelindung Diri (APD)
Langkah ketujuh adalah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama proses pengelasan. Seorang welder wajib mengenakan APD untuk melindungi diri dari berbagai bahaya yang mungkin muncul selama pengelasan.
Proses pengelasan dapat menimbulkan risiko, seperti sinar las yang dapat merusak mata, risiko benda jatuh, percikan logam (spatter), serta paparan asap las yang berbahaya bagi pernapasan. Oleh karena itu, penggunaan APD sangat penting.
Beberapa contoh APD yang dapat digunakan meliputi sarung tangan pengelasan untuk melindungi tangan dari panas dan percikan logam, helm pengelasan untuk melindungi mata dan wajah dari sinar UV dan percikan, masker pernapasan untuk melindungi saluran pernapasan dari asap, serta baju bengkel untuk melindungi tubuh dari panas dan percikan logam.
Proses Pengelasan Aluminium
Setelah menyelesaikan persiapan sebelum pengelasan, langkah selanjutnya adalah memulai proses pengelasan aluminium. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Lakukan Tack Weld
Langkah pertama adalah melakukan tack weld, yang juga dikenal sebagai las ikat. Proses ini melibatkan pengelasan sementara pada beberapa bagian material yang akan disambung. Tujuannya adalah untuk menjaga kehalusan dan ukuran celah pengelasan pada material yang akan disambung, sehingga memudahkan proses pengelasan selanjutnya.
2. Pastikan Sudut Filler Metal dan Elektroda Sudah Tepat
Langkah kedua adalah memastikan sudut filler metal dan elektroda sudah tepat. Proses pengelasan aluminium harus dilakukan dengan teknik yang benar agar menghasilkan hasil yang optimal. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan sudut pengaturan filler metal dan elektroda.
Untuk pengelasan TIG, disarankan agar sudut tungsten atau elektroda berkisar antara 70 hingga 80 derajat. Sedangkan untuk sudut filler metal, disarankan sekitar 45 derajat. Memperhatikan sudut yang tepat akan membantu menghasilkan pengelasan yang baik dan menghindari cacat atau kekurangan pada hasil akhir.
3. Lelehkan Material
Langkah ketiga adalah melelehkan material. Untuk mendapatkan sambungan yang kuat, material perlu dilelehkan terlebih dahulu. Setelah material meleleh, dekatkan atau masukkan bahan tambahan ke dalam busur las hingga meleleh.
Penting untuk dicatat bahwa jika proses pelelehan material tidak optimal, hasil sambungan dapat menjadi rapuh dan kurang kuat. Oleh karena itu, pastikan proses pelelehan dilakukan dengan baik dan sempurna agar kekuatan sambungan tetap optimal.
4. Lakukan Ayunan
Langkah keempat adalah melakukan ayunan. Ayunan diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengelasan merata di seluruh daerah sambungan. Proses ayunan dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti gerakan melingkar atau zig-zag. Selain itu, bisa juga menggunakan gerakan lain yang sesuai dengan keahlian dan preferensi masing-masing welder. Pastikan untuk melakukan ayunan dengan cermat dan konsisten agar hasil pengelasan dapat mencapai kekuatan dan keindahan yang diinginkan.
5. Dekatan Tungsten pada Permukaan Material
Langkah kelima adalah mendekatkan tungsten pada permukaan material. Lakukan pendekatan atau penekanan ujung tungsten pada permukaan benda kerja. Tujuan dari proses ini adalah untuk meningkatkan penetrasi atau penembusan yang lebih baik.
Dengan mendekatkan tungsten pada permukaan material, akan dihasilkan penetrasi yang lebih dalam. Hal ini akan menghasilkan hasil pengelasan yang lebih kuat dan sempurna, karena penetrasi yang baik akan membantu dalam mengikat material secara efektif dan menyeluruh.
6. Turunkan Ampere
Langkah keenam adalah menurunkan ampere. Aluminium memiliki sifat sebagai penghantar panas yang cukup baik. Jika proses pengelasan memakan waktu lama, maka aluminium dapat cepat meleleh.
Oleh karena itu, penting bagi mesin las aluminium untuk memiliki fitur penurunan ampere. Dengan demikian, seorang welder dapat lebih mudah menurunkan ampere hanya dengan menginjak pedal yang disediakan. Ini akan membantu mengontrol suhu dan mencegah aluminium dari meleleh secara berlebihan, sehingga hasil pengelasan menjadi lebih terkendali dan berkualitas.
7. Lakukan Pengelasan Interminttent
Langkah ketujuh adalah melakukan pengelasan intermiten. Jika produk yang akan dilas tidak membutuhkan proses pengelasan yang kontinu, welder dapat menggunakan jenis pengelasan intermiten.
Pengelasan intermiten adalah metode pengelasan yang dilakukan secara putus-putus. Metode ini digunakan untuk menghindari terjadinya pemanasan berlebih pada material yang sedang dilas.
Dengan melakukan pengelasan secara intermiten, dapat mengontrol suhu secara lebih efektif dan mencegah material dari pemanasan berlebih yang dapat mengakibatkan deformasi atau kerusakan pada produk yang sedang dilas.
8. Setelah Proses Pengelasan Aluminium
Langkah kedelapan setelah proses pengelasan aluminium adalah membersihkan permukaan material produk dari spatter atau percikan las serta berbagai kotoran yang dihasilkan selama proses pengelasan.
Proses pembersihan material dapat dilakukan menggunakan sikat baja yang tahan karat atau menggunakan wire brush tahan karat. Pastikan untuk membersihkan dengan teliti agar permukaan material menjadi bersih dan bebas dari kotoran yang dapat mengganggu estetika dan kualitas hasil akhir pengelasan.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, las aluminium merupakan teknik pengelasan yang sangat penting dalam berbagai industri, mulai dari otomotif hingga konstruksi. Dengan memahami apa itu las aluminium, kita dapat menghargai keunggulan dan keunikan material ini, serta aplikasinya yang luas. Proses las aluminium menawarkan kelebihan seperti ketahanan terhadap korosi, ringan, dan kekuatan yang tinggi, menjadikannya pilihan ideal untuk berbagai proyek.
Dengan teknologi dan metode yang terus berkembang, las aluminium akan semakin mendominasi industri pengelasan, memberikan solusi inovatif dan efisien. Jadi, jika Kalian sedang mempertimbangkan penggunaan aluminium dalam proyek Kalian, pastikan untuk mempertimbangkan teknik las ini agar mendapatkan hasil yang optimal dan tahan lama. Demikianlah ulasan dari bengkeltv.id mengenai Apa Itu Las Aluminium, semoga informasi yang telah disampaikan dapat membantu kalian.